Yousuf Raza Gillani Terpilih Menjadi Perdana Menteri Pakistan
24 Maret 2008Parlemen Pakistan Senin kemarin (24/03) memilih perdana menteri barunya, yaitu Yousuf Raza Gillani, anggota Partai Rakyat Pakistan PPP simpatisan pemimpin oposisi yang terbunuh, Benazir Bhutto.
Dijadwalkan untuk mengambil sumpah jabatan hari Selasa ini (25/03), Gillani meraih 264 suara dari 342 suara seluruh anggota parlemen. Dengan begitu, kandidat saingannya Chaudhry Pervez Elahi dari partai simpatisan Pervez Musharraf, PML-Q, hanya mendapatkan 42 suara.
Anggota parlemen dan para hadirin acara penghitungan suara meneriakkan kata-kata, "Hidup Bhutto" dan "pergi Musharraf, pergi" ketika Gillani berjalan ke arah Bilawal Bhutto Zardari, putra Bhutto yang berusia 19 tahun, yang duduk di kursi hadirin. Gillani kemudian menjabat tangan Bilawal.
Bilawal, yang ditunjuk sebagai ketua Partai Rakyat Pakistan setelah kematian ibunya pada Desember lalu, terlihat mengusap matanya yang berkaca-kaca. Walau pun Bilawal secara resmi merupakan ketua partai, ayahnya Asif Ali Zardari-lah yang menjalankan pengelolaan sehari-hari partai.
"Peristiwa ini dapat terwujud karena Benazir Bhutto menjadi martir demi tegaknya demokrasi. Ini merupakan saat-saat bersejarah," ungkap Gillani di depan parlemen. Gillani diharapkan untuk menyebutkan anggota kabinetnya pekan ini.
Gillani Bebaskan Para Hakim yang Ditahan
Sesaat setelah pemilihannya di parlemen, Gillani langsung berjanji akan mengupayakan pembebasan para hakim yang menjadi tahanan rumah sejak pemberlakuan keadaan darurat oleh Presiden Pervez Musharraf tahun lalu. Gillani juga menambahkan dia akan meminta para hakim untuk tidak turun ke jalan berunjuk rasa.
Gillani memang tidak langsung memberikan perintah pembebasan enam hakim senior karena baru akan dikukuhkan sebagai perdana menteri Selasa ini. Tapi pernyataan Gillani tersebut sudah cukup bagi polisi Pakistan untuk menyingkirkan blokade kawat berduri yang mengelilingi kediaman para hakim tersebut dan mengizinkan warga mengunjungi para hakim yang menjadi tahanan rumah itu.
Gillani, wakil ketua partai mendiang Benazir Bhutto dan bekas juru bicara parlemen, sejak awal diprediksi akan memenangkan pemilihan di parlemen karena didukung partainya PPP dan mitra koalisi PPP, PML-N pimpinan bekas perdana menteri Nawaz Sharif. PML-N memperoleh posisi kedua dalam pemilihan umum tanggal 18 Februari lalu.
Sebelumnya terdapat spekulasi bahwa PPP akan mencalonkan suami Benazir Bhutto, Asif Ali Zardari, sebagai kandidat perdana menteri. Namun Zardari ternyata tidak memenuhi syarat untuk dicalonkan menjadi perdana menteri.
Media pemerintah melaporkan, para hakim yang menjadi tahanan rumah itu sudah dinyatakan bebas oleh pemerintah Islamabad. Kantor berita AP melaporkan, perintah perdana menteri baru sudah dilaksanakan dan para hakim yang ditahan sudah dibebaskan.
Iftikhar Chaudhry Tampil di Depan Umum
Bekas hakim agung Pakistan Iftikhar Chaudhry tampil di balkon rumahnya dan melambaikan tangan ke arah 300 warga yang berkumpul dan menyambut gembira Chaudhry. Iftikhar Chaudhry kemudian menyampaikan pidato pendek berterima kasih kepada para pendukungnya.
Di hadapan publik setelah tidak diizinkan meninggalkan kediamannya selama empat setengah bulan, Iftikhar Chaudhry mengatakan, Pakistan harus menaati undang-undang.
Musharraf menyingkirkan hakim agung Chaudhry dan puluhan hakim lainnya setelah pemberlakuan keadaan darurat negara November tahun lalu. Musharraf juga membekukan konstitusi Pakistan karena khawatir Mahkamah Agung menghalangi pemilihan kembali Musharraf sebagai presiden.(ls)