Wartawan Jadi Korban di Jalur Gaza
17 April 2008Cuplikan pengambilan gambar terakhir dilakukan oleh juru kamera Kantor Berita Reuters Fadel Shana, yang memfilmkan patroli panser-panser Israel, yang bergerak di atas bukit sekitar 600 hingga 800 meter dari tempat ia berdiri. Tampak panser-panser itu melontarkan granat. Dua menit kemudian lontaran itu mengenai mobil yang dikendarai wartawan Palestina tersebut. Padahal kendaraan naas itu telah dilengkapi dengan gambar tempel tanda pengenal pers dan TV. Video kamera itupun terlepas dari tangan Shana dan jatuh ke tanah.
Setiap harinya juru kamera yang baru berusia 23 tahun meliput peristiwa-peristiwa penting di Jalur Gaza. Rabu (16/04), ia meliput bentrokan antara tentara Israel dengan kelompok Hamas. Situasi demikian tegang. Pertempuran berlangsung hebat. Sang kameramen berani itu mengeluarkan video kamera dan mengambil gambar. Naas baginya. Kali ini ia yang menjadi korban.
Ambulans mendatangi lokasi kejadian dan berupaya menolong korban. Salah seorang rekan sejawatnya, yang merupakan fotografer kantor berita Prancis AFP, Mohamad Albala, histeris dan terguncang dengan insiden itu. Ia berteriak, “Mereka membunuhnya, mereka membunuh media.”
Pimpinan redaksi Reutres David Schlesinger menuntut dilaksanakan penyelidikan menyeluruh terhadap insiden ini.
Sementara, juru bicara keamanan Israel menjelaskan bahwa pasukan mereka sulit mengidentifikasi kendaraan pers saat itu:
“Ini merupakan wilayah perang. Saya tidak bisa cukup menekankan bahwa bila seseorang berada di wilayah konflik, maka resiko terluka akan selalu ada. Sialnya inilah konsekuensi yang harus ditanggung. Kami sama sekali tidak mau jurnalis jadi sasaran.“
Selain Fadel Shana, lebih dari 20 orang terenggut nyawanya dalam bentrokan di Jalur Gaza, tiga orang tentara Israel dan sisanya sebagian besar merupakan warga Palestina. Bentrokan bermula dari serangan Israel yang mencoba meluluh-lantakan lokasi peluncur roket Hamas, yang hampir setiap hari menyerang ke wilayah Israel. Selain itu, kemarahan Israel juga dipicu peristiwa pembunuhan dua supir Israel oleh pejuang Hamas, saat memasok bensin di pom pensin penting di Jalur Gaza. Akibatnya Israel terpaksa menghentikan pasokan bahan bakar minyaknya.
Tidak kurang dari Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki Moon mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas insiden yang terjadi di Jalur Gaza. Ini merupakan bentrokan terhebat antara militan Hamas dan pasukan Israel di Jalur Gaza, pada bulan ini. Ban Ki Moon meminta agar kedua pihak yang bertikai mau menahan diri. (ap)