USA Israel
9 Juni 2009Presiden Israel Shimon Peres, yang menjadi pemenang hadiah Nobel Perdamaian karena peranannya dalam upaya perdamaian dengan Palestina, menyambut baik tekanan Presiden AS, Barack Obama terhadap pemerintah Israel. "Kita harus menangkap banteng pada tanduknya," demikian dikatakan Peres kepada utusan khusus pemerintah AS, George Mitchell di Yerusalem.
Peres mengatakan, saat yang bersejarah sudah tiba. Tidak ada satupun dari pihak yang terkait akan bisa memaafkan diri, jika mereka menyia-nyiakan kesempatan ini. "Saya tidak tahu berapa waktu yang dibutuhkan. Saya tahu seberapa sulitnya hal ini, tetapi saya juga tahu seberapa pentingnya hal ini bagi seluruh bangsa dan mungkin bagi seluruh dunia," demikian Peres.
Obama Tekan Netanjahu
Presiden Barack Obama telah membawa dinamika yang tak disangka sebelumnya ke dalam upaya perdamaian di Timur Tengah. Dengan pidatonya di Kairo Obama telah menambah lagi tekanan atas pemerintahan Netanjahu. Tekanan itu sebegitu besar, sehingga Netanjahu hari Minggu 14 Juni mendatang akan menyampaikan pidato tentang politik luar negerinya. Pengamat politik mengharapkan agar Netanjahu untuk pertama kalinya menyatakan dukungan bagi solusi dua negara.
Sementara itu, George Mitchell belum mengatakan rencana perdamaian Timur Tengah yang akan diajukan Obama. Tetapi jika laporan dua koran Inggris ternyata benar, Obama akan menuntaskan perdamaian antara Israel dan Palestina hingga tahun 2011. Utusan AS itu menekankan tekad Presiden Obama untuk kembali memulai pembicaraan perdamaian dan menyelesaikannya.
Palestina dan Israel Punya Tanggung Jawab
Kepada Presiden Shimon Peres Mitchell mengatakan, pihaknya bekerja keras untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah yang menyeluruh, seperti yang disinggung Peres. Itu termasuk negara Palestina yang dengan damai dan aman berdiri bersebelahan dengan negara Yahudi, Israel. Mitchell menambahkan, "Presiden dan Menteri Luar Negeri telah menyatakan politik kami dengan jelas. Baik Israel dan Palestina punya tanggung jawab untuk memenuhi kewajibannya dalam rangka rencana perdamaian yang disebut road map."
Tampaknya, AS dan Israel bisa mencapai kesepakatan atas dasar road map, rencana perdamaian yang diusulkan Kuartet Timur Tengah. Yang termasuk kelompok tersebut adalah AS, PBB, Uni Eropa dan Rusia. Bahkan Menteri Luar Negeri Israel Lieberman beberapa pekan lalu menyatakan persetujuan bagi rencana perdamaian dari tahun 2002 itu. Sekarang Lieberman kembali menyatakan mendukung perdamaian.
Langkah Palestina
Di pihak Palestina juga ada pergerakan. Pemimpin polit biro gerakan radikal Hamas, Khaled Mashaal bertolak Selasa kemarin (09/06) dari Damaskus ke Kairo untuk mengadakan pembicaraan dengan pemimpin dinas rahasia Mesir, Suleiman. Kamis 4 Juni lalu, Suleiman berdiskusi bersama Presiden Barack Obama, tentang pengaturan perdamaian Timur Tengah.
Mesir berencana untuk mempertemukan Presiden Palestina Mahmud Abbas dengan Khaled Mashaal tanggal 7 Juli mendatang di Kairo. Menurut rencana Mesir, kedua politisi itu akan membicarakan pendirian pemerintahan persatuan nasional Palestina.
Sebastian Engelbrecht / Marjory Linardy
Editor: Ziphora Robina