Ukraina dan Rusia Saling Serang Jelang Perundingan Damai
2 Juni 2025Setelah beberapa hari ketidakpastian mengenai kehadiran Ukraina dalam perundingan, Presiden Volodymyr Zelenskiy akhirnya mengonfirmasi bahwa Menteri Pertahanan Rustem Umerov akan bertemu dengan pejabat Rusia dalam putaran kedua perundingan damai di Istanbul pada Senin (2/6).
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan mitranya dari AS Marco Rubio sebelumnya telah berbicara melalui telepon hari Minggu (1/6) tentang "beberapa inisiatif yang ditujukan untuk solusi politik bagi krisis Ukraina", termasuk pembicaraan hari Senin, kata kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh kantor berita TASS.
Putaran pertama perundingan yang berlangsung lebih dari seminggu lalu menghasilkan pertukaran tahanan terbesar selama konflik berlangsung—namun tidak ada tanda-tanda kesepahaman mengenai penghentian pertempuran.
Saat retorika damai menggema di Turki, medan perang di Ukraina dan Rusia justru kian membara.
Kyiv gempur sasaran di Rusia
Pada hari Minggu (1/6), Kyiv membuat klaim spektakuler telah menghancurkan armada pesawat pembom nuklir senilai USD7 miliar yang diparkir di empat pangkalan militer jauh di dalam wilayah Rusia. Menurut Dinas Rahasia Ukraina SBU, setidaknya 41 unit pesawat yang digunakan Rusia untuk "membom desa-desa Ukraina" telah menjadi sasaran.
Pesawat yang menjadi sasaran termasuk pesawat tipe A-50, Tu-95 dan Tu-22M, kata pejabat militer Ukraina kepada kantor berita AP.
Serangan tersebut dilakukan secara senyap. Armada drone disebutkan dibawa di dalam kontainer tertutup yang dibuka di lokasi strategis di Rusia. Presiden Volodymyr Zelensky sontak memuji hasil "cemerlang" dari serangan terkoordinasi, yang diberi nama sandi "Jaring Laba-laba" itu. Ukraina menggunakan 117 pesawat nirawak dalam "operasi jarak jauh terjauh" selama tiga tahun perang yang dipersiapkan selama lebih dari satu setengah tahun, menurut sumber SBU.
Zelensky mengatakan salah satu lokasi yang menjadi sasaran berada tepat di sebelah salah satu kantor dinas keamanan Rusia FSB.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi di aplikasi Telegram bahwa beberapa pesawat militernya "terbakar", sembari menambahkan bahwa tidak ada korban jiwa. Namun di tempat lain, situasinya tidak seberuntung itu. Setidaknya tujuh orang tewas dan 69 orang terluka pada hari Minggu ketika sebuah jembatan di wilayah Bryansk, yang berbatasan dengan Ukraina, diledakkan ketika sedang dilintasi kereta menuju Moskow dengan 388 penumpang. Hingga kini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.
Rusia mengatakan telah menangkap beberapa tersangka, termasuk pengemudi truk yang menerbangkan pesawat nirawak, kata sumber resmi. Namun Zelensky mengklaim orang-orang yang terlibat dalam serangan " berhasil dikeluarkan dari wilayah Rusia tepat waktu".
Igor Kobzev, gubernur wilayah Irkutsk Rusia, yang menjadi tuan rumah pangkalan udara Belaya, mengatakan itu adalah "serangan pertama semacam ini di Siberia".
Balasan dari Moskow
Pada hari Minggu, Rusia meluncurkan serangan drone terbesar sejak invasi ke Ukraina pada Februari 2022, dengan sebanyak 472 unit, menurut pernyataan militer Ukraina. Selain itu, Rusia juga menembakkan tujuh rudal ke arah Ukraina, ungkap Yuriy Ignat, kepala komunikasi Angkatan Udara.
Di hari yang sama, militer Ukraina melaporkan bahwa sedikitnya 12 prajurit tewas dan lebih dari 60 lainnya luka-luka akibat serangan rudal Rusia yang menghantam sebuah kamp pelatihan militer. Serangan ini diklaim berdampak signifikan bagi kapabilitas militer Ukraina.
Tragedi ini mendorong Kepala Staf Angkatan Darat Ukraina, Jenderal Mykhailo Drapatyi, mengundurkan diri. Dalam pernyataannya, Drapatyi menyampaikan bahwa dia merasa "bertanggung jawab" atas kematian para prajuritnya.. Drapatyi banyak dikenal setelah merebut kembali wilayah Ukraina di front Kharkiv dan Luhansk, sebagai keberhasilan besar pertama sejak serangan balasan Kyiv pada tahun 2022.
Secara terpisah pada hari yang sama, militer Rusia mengklaim telah merebut satu desa lagi di wilayah Sumy, Ukraina bagian utara—daerah yang semakin menjadi fokus kekhawatiran Kyiv atas kemungkinan serangan darat baru dari Moskow. Pemerintah Ukraina telah memperingatkan bahwa Rusia dapat membuka front baru di utara sebagai bagian dari strategi pengepungan atau pengalihan perhatian dari pertempuran intens di timur dan selatan.
Editor: Hendra Pasuhuk