TV Jerman ARD Tutup Kantornya di Jalur Gaza
31 Juli 2008Menurut berita terakhir yang diterima ARD, Sawah Abu Saif yang berkebangsaan Palestina masih disekap di salah satu penjara Hamas di Jalur Gaza. Informasi mengenai nasib juru kamera ARD itu masih simpang-siur, tapi ada dugaan kuat bahwa Abu Saif mengalami penyiksaan di penjara Hamas.
Sawah Abu Saif ditahan oleh radikal kelompok Hamas, Sabtu (26/07) dinihari. Pukul setengah empat pagi Abu Saif, istri dan kelima anaknya dibangunkan oleh orang-orang Hamas yang bertopeng. Abu Saif diciduk dan harus membawa laptopnya. Penguasa di Gaza berharap dapat mengetahui apa peran juru kamera pemancar televisi Jerman ARD pada organisasi Fatah.
Beberapa jam sebelumnya di pantai Jalur Gaza sebuah bom meledak. Hamas menuduh saingan politiknya, Fatah mendalangi insiden itu dan kemudian menugaskan pasukannya untuk menyisir Gaza. Lebih dari 200 orang ditahan termasuk Abu Saif. Kepala studio televisi Jerman, ARD di Tel Aviv, Richard Schneider hari Selasa (29/07) secara tidak langsung memperoleh isyarat bahwa juru kameranya masih hidup.
"Kami mendengar dari dua orang yang rupanya sama-sama ditahan di Gaza dan sekarang sudah bebas lagi, bahwa dia dipindahkan ke rumah sakit. Mengapa, kami tidak tahu. Hanya ada spekulasi. Yang satu mengatakan dia disiksa, yang lainnya berpendapat, dia hanya merasa tidak enak badan."
Richard Schneider mengenal Sawah Abu Saif sejak bertahun-tahun. Juru kamera di Gaza itu bukanlah aktifis gerakan Fatah, demikian kata kepala studio televisi Jerman, ARD di Tel Aviv itu. Mengingat pekerjaannya saja Abu Saif sudah tidak punya waktu untuk menggeluti kegiatan politik.
ARD kini mengupayakan dengan segala cara untuk menyangkal pendapat, bahwa juru kameranya itu adalah aktifis politik. Kata Richard Schneider:
"Saya sendiri telah menelepon dua tokoh Hamas dan meminta agar juru kamera kami dibebaskan. Setelah pembicaraan telepon berkali-kali, memang ada janji, tetapi tidak pasti. Artinya, tidak dikatakan bahwa dia akan bebas besok atau lusa, melainkan 'beberapa hari lagi'. Apapun yang dimaksudkan itu."
Upaya pembebasan tidak hanya dilakukan lewat pembicaraan langsung, tetapi juga lewat perwakilan resmi Jerman di Ramallah, Tepi Barat Yordan dan lewat Palang Merah. Setidaknya untuk mengetahui dimana dia ditahan.
Kemungkinan besar penahanan terhadap Sawah Abu Saif merupakan upaya terarah pemerintah di Gaza untuk menakut-nakuti ARD. Juru kamera itu sudah pernah diperiksa selama dua kali sehubungan dengan pekerjaannya. Seorang karyawan ARD lainnya di Gaza, saat ini masih dapat bekerja dengan tenang.
"Saya tandaskan, saat ini. Sebab di masa lalu ada situasi dimana dia harus bersembunyi dan sangat takut akan ditahan. Sekarang tidak apa-apa, tetapi kondisinya bisa saja berubah." Demikian ditegaskan Richard Schneider selanjutnya.
Di Jalur Gaza sekarang ini tidak dapat dikatakan ada kebebasan pers. Organisasi 'Wartawan Tanpa Batas Negara' yang berkedudukan di Paris mengecam penahanan terhadap Abu Saif dan menyatakan tindakan itu sebagai 'sewenang-wenang dan tidak dapat dibenarkan'. Sementara, organisasi wartawan asing di Jalur Gaza menunjukkan solidaritasnya dan mengancam juga menutup kantor perwakilannya bial Sawah Abu Saif tidak segera diebaskan.(dgl/zer)