Tim Kriket Sri Langka Pulang, Polisi Pakistan Lakukan Interograsi
4 Maret 2009Tim Kriket Nasional Sri Lanka, yang hari Selasa (03/03) terjebak serangan kelompok tak dikenal di Pakistan, memuji tindak cepat pengemudi yang melarikan bis ke dalam stadion Gaddafi. Kapten tim Mahela Jayawardane mengatakan, bila berhenti di tempat, bis itu bisa menjadi sasaran roket. Ditambahkannya, konflik di Sri Lanka membuat anggota tim lebih sigap dalam situasi darurat.
Tim Sri Lanka yang sebagian besar anggotanya hanya mengalami luka-luka ringan, kembali ke Kolombo dengan pesawat khusus pagi hari Rabu (04/03). Sementara polisi Pakistan menahan lebih dari 20 orang, hari Rabu (04/03), untuk ditanyai tentang serangan mendadak terhadap tim kriket nasional Sri Lanka di Lahore.
Kepada kantor berita The Associated Press, Kepala Kepolisian Lahore, Habib ur-Rehman menyebutkan para tahanan yang diciduk semalam sebelumnya tidak terlibat langsung dalam aksi teror itu, namun diperkirakan dapat memberikan keterangan atau petunjuk mengenai pelaku serangan itu. Sampai Rabu siang (04/03), Rehman mengaku bahwa pelakunya belum diketahui. Namun memperkirakan bahwa mereka berasal dari luar kota Lahore.
Di media masa, Pakistan mengumumkan akan membayar sampai 125 ribu Dolar AS untuk informasi mengenai pelaku dan dalang serangan ini. Serangan itu mencemar nama baik Pakistan, antara lain juga karena pertandingan kriket merupakan ajang diplomasi yang penting bagi negara-negara Persemakmuran. Karenanya, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmud Qureshi menyebut serangan itu sebagai peristiwa yang menyedihkan.
“Itu adalah hari yang menyedihkan bagi olahraga kriket. Presiden Pakistan telah meminta semua pemain untuk pulang.”
Yunus Khan, kapten tim kriket nasional Pakistan dengan berat hati menjalani perintah ini. Ia juga menekankan aspek diplomasinya. “Ini memang merupakan kerugian besar bagi kriket di Pakistan. Olahraga, atau khususnya kriket, merupakan satu-satunya hal yang selama ini bisa mempersatukan India dan Pakistan dalam empat atau lima tahun terakhir.”
Presiden Pakistan Asif Ali Zardari hari Rabu (04/03) menemui Menteri Luar Negeri Sri Lanka Rohita Bogollagama di Islamabad dan menjamin bahwa negaranya akan menghukum para pelaku serangan itu. Selain itu akan terus memberikan informasi terakhir mengenai perkembangan investigasi.
Daftar kelompok yang mungkin terlibat dalam serangan terhadap tim Sri Lanka cukup panjang. Dari kawasan Kashmir yang berbatasan dengan India terdapat Lashkar-e-Taiba, yang dikenal memusuhi pemerintah India. Kemudian sejumlah serangan di Pakistan lainnya diduga dilakukan oleh kelompok Tehrik-e-Taliban yang berjaringan dengan Taliban dan kelompok-kelompok milisi di utara yang berbatasan dengan Afghanistan. Selain itu masih ada Lashkar-e-Jhangvi (LeJ), sebuah kelompok milisi Sunni, kelompok Jaisha -e-Mohammad di Punjab, Harkat-ul Jihad-e-Islami (HUJI) dan sejumlah kelompok milisi lain dari Baluchistan. Belum lagi, baik Srilanka maupun negara-negara Persemakmuran lainnya memiliki musuh-musuhnya tersendiri.
Sementara itu di London, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown mendesak Pakistan untuk melakukan lebih banyak dalam mengatasi terorisme.(ek)