Tajuk: Pakistan Harus Buktikan Kemampuan
22 Agustus 2008Bila pemerintahan koalisi Pakistan merasa punya waktu untuk menyesuaikan diri, sekarang kesempatan itu sudah lewat. Artinya tenggang waktu hanya berlangsung beberapa hari saja, setelah mereka merayakan keberhasilan yang diraih, yaitu mundurnya penguasa yang tidak disukai, Pervez Musharraf. Sekarang pun kelompok ekstremis sudah menunjukkan lewat insiden berdarah, di mana sebenarnya letak masalah yang dihadapi. Bukan hanya oleh Pakistan, melainkan juga di seluruh kawasan itu. Sejak berminggu-minggu di provinsi barat laut Pakistan berkecamuk perang antara pasukan pemerintah dan Taliban.
Taktik meneror yang dijalankan kelompok radikal itu sudah jelas. Lewat serangan-serangan yang dilakukan, mereka ingin menunjukkan kekuatan dan mendemonstrasikan kepada pihak keamanan, "kalian tidak dapat melindungi negara kalian". Mereka ingin melemahkan moral militer dan berharap dapat memaksa militer mundur dari wilayah-wilayah mereka.
Tetapi apa artinya gencatan senjata dengan Taliban, sudah dapat dilihat di masa lampau. Mereka membuat kelompok baru dan datang kembali setelah militer meninggalkan sebuah daerah. Kemudian di sana mereka merajalela dengan pemahaman Islam yang sangat fundamental dan radikal. Jadi, tunduk pada teror, sebenarnya merupakan jalan keluar yang salah. Tetapi tentunya militer tidak dapat sendirian menangani semuanya.
Sayang sekali para pengamat semakin merasakan, bahwa Pakistan masih belum menyadari hal tersebut. Itu terlihat dari reaksi seorang juru bicara pemerintah yang mengatakan, bahwa serangan yang terjadi didalangi dari luar negeri. Pakistan nampaknya masih belum sadar, bahwa mereka sendiri sedang berada dalam perang anti teror. Dan teror itu tidaklah mewakili dunia Barat atau Amerika Serikat yang tidak disukai.
Baru kalau sebuah negara menyadari, bahwa sebuah peperangan dilakukan demi kepentingannya sendiri, maka dia dapat menang. Harapan yang kini tertumpu pada pemerintahan yang terpilih secara demokratis adalah bahwa mereka dapat menjelaskan hal tersebut kepada rakyatnya. Tetapi itu juga merupakan beban yang harus dipikul. Dalam hari-hari setelah Musharraf mengundurkan diri, pemerintah Pakistan tidak terkesan mampu mengambil tindakan. Kalau mereka tidak dapat menyepakati apakah akan mengangkat kembali atau tidak, hakim yang disingkirkan oleh Musharraf, bagaimana mereka dapat menangani masalah dengan Taliban?
Memang ini bukan berarti, bahwa tanpa Musharraf Pakistan tiba-tiba menjadi tidak berdaya dan tidak mampu mempertahankan diri, tetapi Pakistan hendaknya secepat mungkin membuktikan kemampuannya bertindak. (dgl)