Solana Kunjungi Jalur Gaza
28 Februari 2009Konferensi Internasional Negara Donor bagi wilayah Palestina yang hancur akibat perang, digelar hari Senin (01/03) di Sharm El Sheikh, Mesir. UE telah menyatakan untuk menyumbang 436 juta Euro untuk pembangunan kembali. Javier Solana, kepala kebijakan luar negeri UE berangkat ke Jalur Gaza guna melakukan persiapan konferensi tersebut.
Di Jalur Gaza, kepala kebijakan luar negeri UE Javier Solana melihat besarnya kerusakan akibat operasi militer yang dilancarkan Israel selama tiga pekan. Sama seperti yang dilakukan senator AS John Kerry yang mengunjungi Jalur Gaza pekan lalu, Solana juga meninjau reruntuhan Sekolah Internasional Amerika Serikat di Beit Lahija. Javier Solana:
„Saya datang ke sini untuk menunjukkan solidaritas kepada warga di Jalur Gaza dan mengatakan kepada mereka, kami membantu mereka dalam pembangunan kembali."
Tinjau reruntuhan Sekolah Internasional Amerika
Sekolah Amerika yang mendapat bantuan dari pemerintahan otonomi Palestina hancur lebur kena serangan udara Israel 3 Januari lalu. Angkatan bersenjata Israel setelahnya mengatakan bahwa pejuang Hamas bersembunyi di gedung sekolah itu. Sebelum menghadiri Konferensi Negara Donor untuk pembangunan kembali Jalur Gaza hari Senin (01/03) depan, Javier Solana ingin menyaksikan sendiri kerusakan akibat serangan Israel baru-baru ini. Komisaris luar negeri UE, Benita Ferrero-Waldner telah menyatakan, pada konferensi negara donor, UE akan menawarkan bantuan sejumlah 436 juta Euro. Ferrero-Waldner mengimbau Israel agar segera dan tanpa persyaratan membuka perbatasan ke Jalur Gaza.
Sementara itu, menyusul pemilu parlemen di Israel, kedua partai terkuat, Likud dan Kadima melakukan perundingan pembentukan pemerintah. Ketua Likud Benjamin Netanjahu ingin membujuk Tzipi Livni dari Kadima untuk membentuk koalisi. Namun, Livni yang partainya unggul tipis dari Likud, masih belum dapat diyakinkan. Menurut laporan harian di Israel, Livni bersikap begitu karena Netanjahu secara resmi menolak pembentukan negara Palestina. Anggota legislatif dari Partai Likud, Benny Begin yang dekat dengan Netanjahu, mengatakan, rakyat Israel tidak menginginkan negara Palestina:
"Kenapa justru pihak yang tidak meraih suara mayoritas rakyat yang ingin menentukan arah yang tidak didukung rakyat dalam sistem pemilu. Kami usulkan untuk duduk bersama. Karena masalah utama tidak berkisar pada pembentukan negara Palestina."
Netanjahu lihat Hamas sebagai hambatan perdamaian
Para komentator harian Israel berpendapat, kemungkinan tampaknya kecil bahwa Livni dapat dibujuk Netanjahu untuk membentuk pemerintah bersama dengan melibatkan partai nasionalis kanan. Rekan separtai Livni, Yoel Chasson membenarkan dugaan itu:
„Semuanya ingin yang terbaik bagi negara. Pemerintahan kesatuan mungkin saja merupakan penyelesaian terbaik. Tapi oposisi yang sebenarnya adalah bagian dari sebuah demokrasi yang baik. Jika Netanjahu ingin proses perdamaian dan kami beranggapan, ia melakukan langkah yang benar, kami akan mendukungnya."
Pada pembicaraan hari Kamis lalu (26/02) dengan utusan khusus AS bagi Timur Tengah, George Mitchell, Netanjahu menegaskan, ia menolak usulan baru menyangkut pemerintah Palestina yang terdiri dari Hamas dan Fatah. Melibatkan Hamas akan mengurangi peluang perdamaian, kata ketua Likud itu. Menurut laporan harian 'Ha'artz', Israel merencanakan perluasan besar-besaran di permukiman Yahudi di wilayah pendudukan. Dan ini bertentangan dengan kewajiban Israel terhadap yang dinamakan "Roadmap" atau peta jalan menuju perdamaian. (cs)