Siapa "Prigozhin dari Rumania" yang Dituduh ingin Kudeta?
14 Februari 2025Tak ada jejak antusiasme. Tak ada tanda-tanda kegagahan khas pejuang. Hanya barisan panjang laki-laki yang terlihat lelah dan kalah. Mereka berjalan melewati gerbang, melintasi barisan wartawan, lalu berhenti di dekat kerumunan keluarga yang menyambut dengan pelukan. Tak seorang pun bersedia menjawab pertanyaan.
Sabtu malam, 1 Februari 2025, sekitar pukul 20.00 waktu setempat, sebanyak 288 warga negara Rumania tiba di Bandara Internasional Henri Coanda, di Ibu Kota Bukares. Mereka adalah tentara bayaran yang dievakuasi dari zona konflik di sekitar kota Goma, di timur Republik Demokratik Kongo.
Pesawat Airbus sewaan yang membawa para serdadu mendarat di "Pangkalan Udara 90," dekat bandara sipil Bukares, sebelum menjalani serangkaian pemeriksaan, termasuk "filter epidemiologi" dan wawancara dengan dinas keamanan serta intelijen Rumania.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Para tentara bayaran ini adalah anggota pasukan yang dipimpin Horatiu Potra, sosok kontroversial berusia 55 tahun. Dijuluki "Prigozhin dari Rumania," Potra dikenal luas sejak 2023 berkat investigasi media-media internasional.
Sejak awal 1990-an, dia berkiprah sebagai legiuner asing, pengawal, penyedia layanan keamanan, instruktur militer, dan pemimpin tentara bayaran di berbagai negara Afrika dan Arab.
Pada akhir tahun 2024, dia menjadi berita utama selama pemilihan presiden Rumania karena dikabarkan dekat dengan kandidat sayap kanan, Calin Georgescu. Bersama dengannya, begitu klaim otoritas Rumania, Potra dikatakan telah mempersiapkan kudeta. Penyelidikan lalu mengungkap serangkaian bisnis gelapnya di luar negeri.
Serupa Wagner Group
Belum lama ini, serdadu bayaran legiun Potra ditangkap oleh pemberontak etnis Tutsi M23 di timur Republik Demokratik Kongo. Video pemindahan mereka dari Kota Goma ke negeri jiran Rwanda sempat beredar ramai di media sosial.
Repatriasi baru dilaksanakan setelah melalui mediasi oleh Misi Perserikatan Bangsa-bangsa, yang didukung Kementerian Luar Negeri Rumania.
Di Kongo, tentara bayaran Potra oleh warga lokal cuma dikenal dengan sebutan "kelompok Rusia," karena mengira bagian dari Group Wagner, milisi bayaran milik Yevgeny Prigozhin, bekas sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.
Hingga kematian misterius Prigozhin usai berseteru dengan Putin, Group Wagner aktif di berbagai negara di Afrika. Kini, mereka dilebur ke dalam struktur militer Rusia.
Jaminan keamanan untuk pengusaha Rumania di Afrika
Horatiu Potra memimpin grup bernama RALF, sebuah akronim untuk "serdadu Rumania di Legiun Prancis". Potra sendiri bertugas di Legiun Asing Prancis pada tahun 1990-an dan kemudian bertugas sebagai pengawal bagi berbagai pemimpin politik dan militer di Timur Tengah dan Afrika.
Dia kemudian bekerja sebagai instruktur pasukan khusus dan menjaga tambang logam mulia dan berlian milik pengusaha Rumania di negara-negara Afrika, termasuk miliarder pertambangan Rumania-Australia Vasile Frank Timis.
Menurut investigasi yang diterbitkan pada bulan Desember 2024 oleh platform investigasi Rumania PressOne, Potra mulai merekrut tentara bayaran Rumania untuk DRC pada tahun 2022.
Sebanyak 100 orang pertama, yang disebut "Romeo", ditugaskan untuk melindungi bandara ibu kota Kongo, Kinshasa, dan berlatih dengan pasukan pemerintah. Beberapa dari mereka sebelumnya adalah rekan Potra di Legiun Asing Prancis. Namun menurut PressOne, dia juga merekrut pegawai dinas dan kementerian keamanan negara Rumania, mengiming-imingi mereka dengan gaji yang jauh lebih tinggi.
Dibiayai oleh Moskow?
Jauh sebelum Potra dikenal luas, dia pernah berurusan dengan peradilan Rumania. Kantor Kejaksaan Khusus Rumania, DIICOT, yang bertanggung jawab atas korupsi politik dan kejahatan terorganisasi, menyelidikinya pada tahun 2010/11 atas dugaan perdagangan narkoba dan senjata. Namun, dia hanya dihukum karena kepemilikan senjata ilegal.
Sejauh ini, Potra belum terbukti berkaitan dengan kelompok Wagner. Menurut surat kabar Berlin TAZ, Potra dikatakan telah menerima kontrak yang dibayar oleh Moskow pada tahun 2016 untuk melatih pengawal Faustin Touadera, Presiden Republik Afrika Tengah.
Potra sendiri tidak merahasiakan hubungan baiknya dengan kedutaan Rusia di Bukares. Dia tampil di beberapa foto acara di kedutaan, bahkan setelah dimulainya invasi skala penuh oleh Rusia di Ukraina pada Februari 2022.
Ancaman terhadap Presiden
Pada awal Desember 2024, dua minggu setelah pembatalan putaran pertama pemilihan presiden Rumania, Potra ditangkap di dekat Bukares. Penahanannya berkaitan dengan dugaan bahwa dia datang untuk menyulut kerusuhan karena pemilu yang dibatalkan.
Di bagasi kendaraannya, penyelidik menemukan senjata pemotong dan penusuk, peralatan radio, serta teleskop. Meski masih diselidiki, penahanan praperadilan terhadapnya ditangguhkan dengan syarat wajib lapor.
Setelah dibebaskan, Potra membuat beberapa pernyataan bombastis, betapa Rumania diperintah oleh "para pelayan globalisme". Selama polisi tidak menangkap orang-orang ini, tetapi malah menangkap orang-orang seperti dirinya, tidak akan ada yang berubah di negara ini - dan "anak-anak kita harus berperang di Ukraina".
Dia secara tidak langsung mengancam Presiden Rumania Klaus Iohannis, yang mengundurkan diri minggu ini dan berprofesi sebagai guru fisika sipil, dengan mengatakan bahwa dia datang ke Bukares untuk "Menghukum seorang guru fisika sepulang sekolah karena gagal dalam ujian mekanika".
Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman