260109 Gaza Lage
28 Januari 2009Seorang juru bicara militer membenarkan Rabu pagi (28/01) bahwa pesawat tempur membombardir terowongan di perbatasan antara Mesir dan Rafah, di selatan Jalur Gaza. Ini merupakan reaksi atas serangan bom terhadap patroli militer Israel sehari sebelumnya, dimana seorang tentara tewas dan tiga lainnya luka-luka.
Beberapa jam sebelum pertemuan dengan utusan AS untuk Timur Tengah, George Mitchell, PM Israel Ehud Olmert mengumumkan bahwa militer akan menjawab serangan bom tersebut.
Seperti dilaporkan media Israel, Rabu ini Mitchell akan menginformasikan pada pemimpin Israel bahwa pemerintah AS akan mengupayakan stabilisasi gencatan senjata. Pada saat yang sama, Washington memusatkan perhatian pada pembangunan kembali Jalur Gaza juga penghentian penyelundupan senjata.
Merujuk pada kunjungan Mitchell, PM Olmert menunjukkan sikap yakin bahwa Presiden baru AS Barack Obama tidak akan menekan Israel.
Olmert mengatakan, "Saya tahu, jika ia mengirim utusan resmi ke Israel, bukan untuk bertengkar dengan kami, tapi untuk bersama-sama mencari dalam sikap bersahabat, dan ini menggambarkan hubungan kedua negara, untuk mencari cara yang membantu kedua pihak, bersama dengan Palestina, agar sampai pada kondisi yang mengijinkan kami untuk menyetujui kesepakatan yang lebih menyeluruh, antara kami dan mereka."
George Mitchell, mantan Senator AS, bukanlah orang tak dikenal di Timur Tengah. Setelah intifada kedua Palestina pada musim gugur tahun 2000, Mitchell ditugaskan Presiden AS Bill Clinton untuk menyusun analisa terinci tentang mengapa kembali meledak kekerasan antara Israel dan Palestina.
Berdasarkan laporan Mitchell, para politisi Amerika mendukung pembekuan total pembangunan pemukiman Yahudi di kawasan Tepi Barat yang diduduki Israel, juga kecaman tegas terhadap terorisme oleh pemerintah otonomi Palestina ketika itu, yang dipimpin Yasser Arafat.
Dalam kunjungan ke Israel satu bulan lalu, George Mitchell menyatakan bahwa politik Timur Tengah yang dijalankan Barack Obama jelas berbeda dengan pendahulunya di Gedung Putih.
"Saya percaya, salah satu kesalahan mendasar pada tahun-tahun terakhir adalah memusatkan perhatian pada Irak dan menyingkirkan konflik Israel-Palestina. Saya yakin hal itu akan berubah di bawah pemerintahan baru“, kata Mitchell.
Presiden Palestina Mahmud Abbas, sebelum pertemuan dengan utusan baru AS untuk Timur Tengah menerangkan, serangan Israel terhadap jalur Gaza membuktikan bahwa Israel tak punya maksud untuk berdamai dengan Palestina.
Bersamaan dengan itu Abbas menyerukan untuk mendukung upaya internasional guna menuntut Israel karena melakukan kejahatan perang.
Merujuk pada jumlah korban sipil yang tewas dan kerusakan di Jalur Gaza, pemimpin pemerintah otonomi Palestina itu mengatakan, "Israel tidak ingin perdamaian, jika ya tentu mereka tidak akan menyerang.“ (rp)