Serangan Mobil di München Lukai 30 Orang, Tersangka Ditahan
14 Februari 2025Sebuah mobil menabrak kerumunan pengunjuk rasa serikat pekerja Verdi yang sedang melakukan aksi mogok kerja di München, dan melukai sedikitnya 30 orang, pada Kamis (13/02) sore waktu setempat.
Polisi telah menangkap tersangka pengemudi mobil, yakni seorang pencari suaka asal Afganistan berusia 24 tahun. Perdana Menteri (PM) Negara Bagian Bayern, Markus Söder, mengatakan bahwa insiden ini adalah serangan yang disengaja.
Insiden ini terjadi sehari sebelum pertemuan besar para pakar kebijakan luar negeri dan pemimpin dunia pada Konferensi Keamanan München (MSC), yang akan diselenggarakan sekitar 1,6 kilometer dari lokasi kejadian.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Menteri Dalam Negeri Bayern, Joachim Hermann, mengatakan pihak berwenang tidak meyakini bahwa insiden ini terkait dengan konferensi yang dijadwalkan berlangsung pada Jumat (14/02) itu.
Scholz minta tersangka dideportasi, Merz tuntut perubahan
Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut insiden ini "mengerikan" dan menegaskan bahwa tersangka harus dihukum dan dideportasi.
"Apa yang terjadi ini mengerikan," kata Scholz kepada wartawan. "Menurut saya, hal ini sudah jelas, pelaku ini tidak bisa mengharapkan belas kasihan apa pun, dia harus dihukum dan harus meninggalkan negara ini."
Sementara kandidat kanselir dari Partai CDU, Friederich Merz menekankan, "harus ada perubahan di Jerman" dalam menanggapi insiden "serangan” ini. "Keselamatan rakyat Jerman akan menjadi prioritas utama kami. Kami akan menegakkan hukum dan ketertiban secara konsisten,” kata Merz.
Scholz juga menjadi kandidat kanselir dari Partai SPD yang berhaluan kiri-tengah dalam pemilu parlemen mendatang, di mana isu migrasi menjadi perdebatan utama. Mery, oposisinya dari CDU, yang saat ini unggul dalam jajak pendapat, menuduh pemerintahan Scholz terlalu lunak dalam kebijakan migrasinya.
Weidel: Di bawah AfD, orang ini tidak akan berada di sini
Kandidat kanselir dari partai sayap kanan AfD, Alice Weidel, justru menegaskan bahwa tersangka yang juga merupakan pencari suaka asal Afganistan itu seharusnya tidak pernah masuk ke Jerman, jika partainya yang memimpin pemerintahan.
"Polanya selalu sama, seorang pencari suaka datang ke Jerman, permohonannya ditolak, tetapi dia tidak dideportasi," kata Weidel dalam sebuah diskusi di penyiar publik ZDF. "Di bawah AfD, dia tidak akan berada di sini sejak awal."
Weidel juga menyalahkan insiden ini pada Söder dari Partai CSU, dengan mengatakan, "pertanyaan yang harus dijawab oleh para politisi, terutama Söder, adalah apa yang masih perlu dilakukan orang itu di sini?"
Komentar Weidel itu disampaikannya hanya beberapa saat setelah Söder menjelaskan bahwa tersangka memiliki izin tinggal yang sah dan tidak sedang dalam proses deportasi.
"Saya tidak mengerti kegagalan politik ini. Selalu sama dan masyarakat sudah muak," lanjut Weidel. "Rakyat menginginkan solusi, mereka menginginkan perbatasan yang aman, mereka menginginkan penegakan hukum dan ketertiban yang tegas, serta deportasi terhadap migran ilegal dan pelaku kejahatan."
Taliban tawarkan Jerman kerja sama deportasi
Pemimpin kelompok Islamis Taliban, menyatakan siap bekerja sama dengan Jerman dalam upaya deportasi tersangka "serangan” mobil di München itu, dengan syarat bahwa Jerman perlu membuka kembali konsulat di Afganistan.
Taliban juga menolak deportasi tersangka melalui negara pihak ketiga seperti Pakistan, dengan alasan bahwa hal itu melanggar konvensi internasional.
Para kritikus memperingatkan bahwa kerja sama dengan Taliban berpotensi dimanfaatkan untuk meningkatkan citra internasional kelompok itu dan mengurangi isolasi geopolitiknya.
Polisi gagalkan serangan terhadap tempat penampungan pencari suaka
Di lokasi lain, dekat kota Dresden, polisi berhaisl menangkap seorang warga Jerman yang diduga merencanakan serangan terhadap tempat penampungan pencari suaka.
Jaksa mengatakan pihaknya telah menerima "laporan anonim pada 12 Februari" bahwa pria berusia 21 tahun yang membawa senjata itu diduga berencana menyerang tempat penampungan di Senftenberg, Brandenburg.
Polisi menggerebek dua properti di daerah Meissen pada Rabu (12/02) malam waktu ssetempat, dan menyita "dua bahan peledak, knuckle duster, pisau lipat" serta berbagai persenjataan lainnya.
kp/pkp (Reuters, AFP, dpa, AP)