Sekjen PBB Kembali Tuntut Gencatan Senjata di Gaza
14 Januari 2009Saat ini delegasi Hamas juga tengah berada di Kairo untuk membicarakan usulan presiden Hosni Mubarak yang didukung oleh negara barat yang menuntut segera dihentikannya aksi kekerasan, dibukanya akses ke Jalur Gaza, pengamanan perbatasan Gaza dan dimulainya kembali perundingan rekonsiliasi warga Palestina. Sekjen PBB Ban Ki Moon sebelumnya telah mengatakan bahwa ia tidak akan berbicara secara langsung dengan pihak Hamas. Ban telah menuntut agar segera dilakukan gencatan senjata, namun baik Israel mau pun Hamas mengabaikan tuntutannya. Jelang keberangkatannya ke Timur Tengah, Ban memperoleh dukungan penuh dari Dewan Keamanan PBB. Menurut duta besar Perancis bagi PBB Jean-Maurice Ripert, seluruh anggota dewan menginginkan hal yang sama.
"Ia bisa sangat membantu dalam mewujudkan gencatan senjata dengan segera dan implementasi keseluruhan resolusi PBB."
Beberapa pakar PBB berpendapat, Ban Ki Moon melakukan misi yang hampir mustahil, mengingat kelompok Hamas secara resmi bukanlah anggota PBB dan dianggap sebagai teroris oleh Amerika Serikat. Namun, apa pun kesulitan di jalur diplomatik yang akan dihadapi Ban, bagi para pekerja PBB yang berada dalam keadaan sulit di Gaza, kedatangan sekjen PBB ini dianggap sebagai semacam sikap yang menenangkan. Setidaknya demikian pendapat John Ging, pimpinan badan kemanusiaan PBB.
"Kami senang dengan kedatangan sekjen PBB dan kami termotivasi dengan semangat dan usahanya. Kami hanya berharap bahwa pihak internasional lainnya juga seaktif dirinya."
Hari ini di Kairo, Ban Ki Moon berbicara dengan presiden Mesir Hosni Mubarak. Dalam konferensi pers ia kembali menyerukan tuntutannya akan gencatan senjata antara Israel dan militan Hamas di Gaza. Ia juga mengatakan ia berharap agar inisiatif gencatan senjata yang diluncurkan Mesir akan segera membuahkan hasil.
Sementara itu, pasukan Israel terus bertempur melawan kelompok bersenjata Palestina Rabu ini di Gaza. Setidaknya tiga warga Palestina tewas di Jalur Gaza Selasa malam, setelah Israel melakukan lebih dari 60 serangan udara dan laut dan pasukan darat bentrok dengan militan di jalanan. Angkatan udara Israel membom perbatasan wilayah selatan Gaza dengan Mesir dan mengakibatkan para warganya melarikan diri dalam keadaan panik. Tidak ada roket yang diluncurkan dari Gaza hingga pagi hari waktu setempat. Namun, untuk kedua kalinya dalam minggu ini diluncurkan serangan roket dari Libanon ke wilayah utara Israel. Sebelumnya, serangan yang mirip melukai dua warga Israel dan membangkitkan ingatan akan perang tahun 2006 antara Israel dan Hisbollah. Namun, Hisbollah membantah keterlibatan dalam serangan tersebut. Kini sekitar 1000 orang telah tewas dan sekitar 4500 warga Palestina mengalami luka-luka di hari ke 19 perang tersebut. (vlz)