RI Kena Tarif Trump 32%, Airlangga Panggil Wamen & Pengusaha
7 April 2025Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan diskusi bersama asosiasi pengusaha membahas penerapan tarif perdagangan baru Amerika Serikat (AS) terhadap negara mitra. Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengumumkan Indonesia dikenakan tarif sebesar 32%.
Acara diskusi sekaligus sosialisasi ini dilangsungkan di Gedung Ali Wardhana, Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat. Rencananya, diskusi dilangsungkan pada pukul 10.00 WIB.
Berdasarkan pantauan detikcom, Senin (7/4/2025), lobi gedung mulai ramai didatangi peserta diskusi, di antaranya Menteri Perdagangan Budi Santoso dan Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza. Airlangga tiba di lokasi sekitar pukul 09.45 WIB. Ia tiba dikantornya bersamaan dengan tibanya Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno.
Selain itu, beberapa direktur jenderal (Ditjen) dan kepala badan juga terpantau telah hadir di lokasi, seperti Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono, dan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Setia Diarta.
Hadir juga Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangam (Kemenkeu) Febrio Kacaribu dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani.Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, akan turut hadir di lokasi Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimayu. Sejumlah asosiasi juga diundang untuk hadir di lokasi, ada Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia(GAPKI).
Lalu hadir pula Gabungan Perusahaan Industri Elektronik dan Alat-Alat Listrik Rumah Tangga (Gabel), Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Himpunan Pengusaha Alas Kaki Nusantara (HIPAN), dan Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB).
RI terancam kebanjiran produk tekstil Cina-Vietnam
Akibat pengenaan tarif impor tinggi oleh AS, barang-barang impor tekstil dari Cina, India, hingga Vietnam berpotensi masuk ke pasar Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmaja menilai kebijakan ini akan mengubah peta perdagangan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dunia serta menekan semua negara produsen. Negara-negara produsen akan mencari alternatif pasar lain, sehingga dikhawatirkan Indonesia akan menjadi target sasaran ekspor barang-barang dari Cina, India, Vietnam, Bangladesh, Myanmar hingga Kamboja.
Dalam konferensi pers bersama Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSYFI), API meminta pemerintah untuk melakukan beberapa hal agar industri TPT dalam negeri tidak terdampak.
"Kami meminta pemerintah mengeluarkan kebijakan segera dalam rangka perlindungan industri dalam negeri melalui perlindungan pasar dalam negeri dari serbuan produk impor," kata Jemmy dalam keterangannya, dikutip Minggu (6/4/2025).
Jemmy menekankan agar pemerintah mempertahankan kebijakan persetujuan teknis untuk pengaturan impor dan mempertahankan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Menurut dia, ekspor ke AS tidak ada kaitannya dengan aturan impor dan TKDN yang saat ini berlaku.
Baca selengkapnya di: detiknews
RI Kena Tarif Trump 32%, Airlangga Panggil Wamen-Asosiasi Pengusaha
Trump Kenakan Tarif 32%, RI Terancam Kebanjiran Produk Tekstil China-Vietnam