Rencana Pengosongan Jalur Gaza
20 Juli 2005Posisi Perdana Menteri Israel Ariel Sharon yang memerintahkan penarikan Israel dari Jalur Gaza dibahas Harian Moskau Kommersant Daily:
„Karir politik Perdana Menteri Ariel Sharon bagai telur di ujung tanduk. Bila rencana penarikan Israel dari jalur Gaza gagal, ia akan kehilangan segalanya. Lain lagi ceritanya kalau ternyata aksi penarikan berhasil cepat dan tanpa banyak korban.
Bila hal ini terjadi, Sharon akan disamakan dengan pendiri negara Israel, David Ben Gurion. Bahkan, posisi Sharon akan semakin kuat, sehingga ia akan dapat mempertahankan kedudukannya sebagai kepala pemerintahan dalam pemilu berikut.“
Rencana penarikan Israel dari Jalur Gaza memang ditentang keras pemukim Yahudi beraliran mesianis. Harian Swiss Der Bund berkomentar:
„Para pemukim Yahudi merasa dikhianati. Ariel Sharon, yang dulu memiliki peran penting dalam pembangunan pemukiman Yahudi, sekarang justru berbalik. Sharon memang seorang ahli siasat. Tetapi ada juga yang mencacinya sebagai pengkhianat. Bagi Sharon, pemukiman Yahudi memiliki nilai strategis dan bukan nilai idealis. Sharon tahu, saat ini masyarakat dunia tengah menyoroti Israel dan suara kritikan pun semakin keras. Para pemukim dapat menjadi „batu sandungan“ bagi Israel, demikian tulis seorang komentator baru-baru ini. Tentunya Sharon, si ahli siasat, tidak akan membiarkan hal ini terjadi.“
Selama berhari-hari ratusan ribu demonstran yang menentang rencana pemerintah Israel berkumpul di Kfair Maimun. Harian Luxemburger Wort menulis:
„Demonstrasi massal di Kfair Maimun bagai percikan yang dapat menyulut api konflik. Rencana penarikan pasukan Israel dan pembubaran pemukiman Yahudi di Jalur Gaza menggoyahkan prinsip dasar negara Israel. Penyerahan tanah kepada Palestina adalah sumber ketidakpuasan pemukim Yahudi fundamentalis. Mereka melihat Israel sebagai tanah suci yang tidak boleh dibagi-bagi. Dasar ini mereka gunakan untuk menabur benih kebencian di masyarakat. Sharon, yang dulunya mendukung politik pemukiman Yahudi yang agresif, kini dianggap sebagai akar permasalahan. Ia dicaci-maki sebagai komunis, bahkan ada yang menyebutnya sebagai diktator.
Tekanan politik yang dirasakan Sharon semakin kuat dari hari ke hari. Bila ia membiarkan para demonstran menggelar aksinya, mungkin terjadi eskalasi kekerasan. Bila ia tetap memaksakan rencana penarikan Israel, ia akan membuka jalan kepada rival politiknya, Netanjahu, yang menginginkan kursi pemimpin fraksi kanan dalam pemerintahan. Sharon sungguh bagai harus makan buah simalakama.“
Politik pemukiman tidak hanya menjadi sumber pertentangan dalam pemerintahan Israel. Harian Jerman Süddeutsche Zeitung menulis:
„Dari sekitar 250 000 pemukim Yahudi di Jalur Gaza, hanya 50 000 orang menetap di sana dengan alasan ingin mempertahankan Tanah Suci Israel. Dengan rencana pengosongan Jalur Gaza, Perdana Menteri Sharon mengirimkan sinyal jelas kepada pemukim radikal yang semakin menjadi beban bagi Israel. Para pemukim radikal begitu dibutakan oleh fanatisme sehingga mereka tidak dapat melihat kenyataan politik di Israel. Mereka hanya melihat diri mereka sendiri, tanpa pernah mau melihat permasalahan dari sudut pandang warga Palestina. Para pemukim memang ingin memecah masyarakat Israel. Tetapi protes mereka yang berlebihan justru menghasilkan efek yang berbeda. Semakin banyak warga Israel kini mempertanyakan politik pemukiman pemerintah. Dan hal ini bisa dinilai sebagai perkembangan yang positif.“
Harian Swiss Die Südostschweiz menyoroti arah perkembangan politik setelah penarikan Israel dari Jalur Gaza:
„Para pemukim Yahudi menentang Ariel Sharon, milisi Hamas melawan Mahmud Abbas. Di kedua belah pihak, baik di Israel maupun Palestina, suasana semakin genting. Bila dicari pun, dari segi ideologis dan politis memang tidak ada alternatif bagi kepemimpinan Sharon dan Abbas. Tampaknya rencana penarikan Israel dari Jalur Gaza bukan merupakan awal proses perdamaian, tetapi perkembangan politik terakhir yang bersifat positif di kawasan konflik Timur Tengah.“
Sementara itu, pimpinan gerakan pemukiman Yahudi menyerukan agar para demonstran di Kfair Maimun yang menentang penarikan Israel menghentikan aksinya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari eskalasi kekerasan dan bentrokan dengan aparat keamanan. (zer)