Rencana Kartel Gas Rusia
27 Oktober 2008Sepertiga minyak bumi dan sekitar 40 persen gas diimpor Jerman dari Rusia. Rencana Jerman untuk menutup semua reaktor nuklirnya diperkirakan akan menjadikan ketergantungan energi Jerman dengan Rusia akan semakin besar. Apalagi, sebelumnya juga telah terjadi beberapa masalah dengan suplai gas dari Rusia ke Jerman. Komisi Eropa telah mengeritik rencana Rusia. Juru bicara Komisi Eropa menuntut agar gas tetap dijual di pasaran secara bebas dan transparan. Röland Gotz, pakar politik Jerman berpendapat, langkah Rusia ini bukan untuk memperoleh keuntungan di bidang keuangan. Karena ini hanya akan menimbulkan masalah bagi Rusia.
"Seluruh bisnis gas Rusia adalah dengan Eropa. Eropa adalah mitra terpenting Rusia yang memiliki kontrak kerjasama untuk waktu yang lama. Jika benar Rusia merencanakan kartel semacam OPEC, maka Rusia harus mengubah semua strategi gasnya, atau gasprom. Dan saya tidak yakin ini akan mereka lakukan."
Kontrak gas antara misalnya perusahaan energi Jerman E.ON dengan Rusia akan berjalan hingga 2036. Karena itu para konsumen besar besikap lebih tenang menghadapi kartel gas ini. Sudah lama para eksportir utama gas ingin membentuk organisasi yang lebih berkuasa seperti OPEC. Hingga kini, harga gas berkaitan dengan harga minyak. Jika harga minyak jatuh, maka harga gas juga menurun. Ini juga tertera dalam kontrak suplai gas.
"Ini menunjukkan kepada Rusia bahwa mereka harus bernegosiasi khususnya dalam harga. Pertanyaan yang akan timbul adalah keinginan untuk mengatur harga. Kini ini adalah langkah yang mudah. Ini bisa dilakukan dengan negara yang siap untuk mengatur harga di pasar."
Demikian pendapat Heiko Pleines, pakar kawasan Eropa Timur. Gas dianggap tidak memiliki pasar global seperti minyak bumi. Pengekspor gas hanya mengirimkan gas kepada konsumen pasti melalui jalur pipa khusus. Harga diatur melalui kontrak bilateral. Jadi menurut Pleines, sebenarnya tidak diperlukan kartel.
"Sebuah kartel baru akan penting jika sudah memiliki pasar mendunia seperti minyak bumi yang bisa dikirimkan melalui kapal tanker. Hal yang sepertinya bisa dikembangkan sekarang adalah pasar untuk gas cair. Artinya, gas dicairkan, kemudian ditransportasikan dengan kapal tanker dan bisa diantarkan ke negara manapun di dunia. Di sana baru harganya ditentukan kembali."
Namun, hingga kini belum ada infrastruktur untuk penyebarluasan gas cair. Sehingga apa yang ingin diraih Rusia, Iran dan Qatar dengan kartel gas mereka, mungkin baru akan lebih jelas dalam beberapa minggu lagi. Pertengahan November mendatang, para pengekspor gas akan kembali bertemu. Kali ini di Moskow. Mereka akan membicarakan rincian tentang pembentukan organisasi dan peresmian kartel tersebut. (vlz)