Reaksi Terhadap Bantuan Bagi Palestina
18 Desember 2007Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad, mengungkapkan dengan singkat janji bantuan keuangan yang besar dari konferensi negara donor di Paris. Tapi ia juga mengungkapkan masalah utama, yang tetap tidak dapat dipecahkan setelah berakhirnya konferensi. Apakah Salam Fayyad memiliki harapan, bahwa Israel akan mengubah politik blokade dan sanksi yang dijalankannya, yang mengakibatkan lumpuhnya perekonomian Palestina?
Salam Fayyad menjawab, “Sampai sekarang tidak ada jaminan.Tapi kami melakukan diskusi yang baik mengenai masalah ini. Yang dengan pasti dapat kami katakan adalah, tidak akan ada pertumbuhan ekonomi Palestina, tanpa dilongggarkannya blokade dan sanksi, terutama dikawasan di Jalur Gaza. Masalah yang problematis ini masih harus dibahas.“
Sementara dalam penjelasan singkat, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menyambut dibangunnya infrastruktur di wilayah Palestina, dengan mengatakan, “Kami akan mendukung pejabat otonomi Palestina, tapi kami tidak akan melakukan sesuatu yang membatasi keamanan Israel.“
Mengenai pelonggaran pemeriksaan dan berpergian, serta untuk melonggarkan pembatasan dagang atau sanksi yang diberlakukan di Jalur Gaza, tidak banyak dijanjikan Perdana Menteri Olmert, dibandingakan dengan pernyataannya mengenai dihentikannya pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat Yordan. Tanpa langkah itu, rencana pembangunan pejabat otonomi Palestina, yang pendanaannya dijamin oleh konferensi negara donor, menurut para pakar, tidak akan berhasil.
Disamping itu masih terdapat sebuah masalah lain yang belum terpecahkan; yakni bagaimana menyalurkan bantuan di Jalur Gaza, di mana delapan puluh persen dari 1,4 juta warga Palestina yang tinggal dikawasan tersebut tergantung dari pasokan bahan bantuan. Kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza, dengan tegas menolak hasil konferensi negara donor di Paris.
Juru bicara kelompok Hamas Fawzi Barhoum mengatakan, “Kami menyambut batuan politik dan keuangan bagi rakyat Palestina.Tapi menolak bantuan keuangan yang persyaratannya dikaitkan dengan Amerika Serikat dan Israel.“
Bantuan bagi Jalur Gaza dapat diteruskan dan dibatasi dalam bentuk bantuan kemanusiaan. Bantuan ekonomi yang konkrit tidak akan diberikan selama kelompok Hamas masih menguasai wilayah ini. Perdana Menteri Salam Fayyad masih belum mengetahui, bagaimana menerapkan rencana pembangunan di Jalur Gaza. Tapi ia mengatakan mewakili semua kelompok Palestina.
“Kami mewakili warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat Yordan. Dan rencana yang kami diskusikan dengan masyarakat internasional memperhatikan kebutuhan warga Palestina di Tepi Barat Yordan dan Jalur Gaza.“