Ratusan Pengacara Ditangkap - Demonstrasi di Pakistan
6 November 2007Aparat kemanan bertindak cepat untuk menekan protes dan perlawanan. Dengan bersenjatakan pentungan dan gas air mata polisi menindak pengacara yang mengadakan demonstrasi di beberapa kota besar Pakistan.
Langkah Pemerintah
Walaupun Presiden Pervez Musharraf telah menetapkan keadaan darurat, ratusan pengacara memberanikan diri turun ke jalan. Antara lain di Lahore, Karachi, Rawalpindi dan Multan. Dari 2.000 yang berdemonstrasi di Lahore saja, sekitar 250 ditangkap.
Akhir pekan lalu ratusan pendukung oposisi juga ditangkap atau ditempatkan dalam tahanan rumah, antara lain sejumlah hakim yang bersikap kritis terhadap Musharraf. Bagi pihak oposisi sudah jelas, ini adalah upaya Musharraf untuk tetap memegang kekuasaan. Itu juga menjadi caranya untuk mencegah pengadilan mengeluarkan keputusan, yang melarangnya mencalonkan diri lagi untuk jabatan presiden.
Seruan Demonstrasi
Memasuki hari ketiga keadaan darurat, Senin (05/11) politisi oposisi, pejuang HAM dan pengacara menyerukan demonstrasi besar-besaran di seluruh Pakistan. Pengacara dan politisi partai oposisi PPP, Babar Awan, menerangkan tujuan demonstrasi pengacara demikian, mereka memperjuangkan ditegakkannya kembali konstitusi, juga kejaksaan agung, serta hukum dan undang-undang. Keadaan darurat yang ditetapkan rejim, juga tidak adanya toleransi, tidak akan menggentarkan para pengacara. Demikian Awan. Karena ini bukan hanya serangan terhadap satu orang saja, melainkan atas keadilan di Pakistan.
Tetapi perlawanan dalam keadaan darurat sangat sulit. Sejumlah hak rakyat dibatasi, misalnya hak bergerak bebas, serta hak memberikan pendapat dan berkumpul. Di seluruh Pakistan, polisi menutup pengadilan. Di ibukota Islamabad, aparat keamanan menutup daerah gedung pemerintah di sekitar istana presiden dan gedung mahkamah agung. Siaran kantor berita swasta masih tidak dapat dipantau, dan media dibatasi.
Rencana Pemerintah
Namun demikian, Presiden Musharraf dan pemerintahannya tetap menyatakan akan melanjutkan proses menuju demokrasi. Pemilu juga akan tetap diadakan 15 Januari mendatang. Menurut Musharraf alasan penetapan keadaan darurat adalah konflik dengan pengadilan serta keamanan yang kian memburuk, terutama meningkatnya kekerasan ekstrimis Islam. Tetapi justru di sinilah keadaan darurat kontra produktif. Demikian pendapat pakar keamanan Talat Massoud. Menurutnya, untuk memerangi ekstrimis dan teror dibutuhkan dukungan masyarakat, juga proses politik dan perkembangan ekonomi. Bukan kekuatan militer saja.
Senin (05/11) Musharraf menyangkal desas-desus, bahwa ia berada dalam tahanan rumah. Walaupun ia berusaha menenangkan rakyat, reaksi masyarakat umum dapat dilihat dari kerugian besar yang diderita di pasar bursa Pakistan.
Kritik Dunia Internasional
Dunia internasional juga melontarkan kritik keras, antara lain dari Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband. Sementara Menteri Luar Negeri AS, Condoleezza Rice menyatakan kekecewaan terhadap Musharraf.
Ia mengatakan, AS percaya, yang terbaik bagi Pakistan adalah kembali ke konstitusi dan mengadakan pemilu. Sejumlah langkah telah diambil beberapa tahun terakhir, agar Pakistan terlepas dari ekstrimis dan menjadi negara demokratis. Tetapi kejadian terakhir menunjukkan kemunduran. Jadi Presiden Musharraf harus secepatnya kembali ke arah konstitusi, karena itulah yang terbaik bagi rakyat Pakistan. (ml)