Rasisme di Lapangan Hijau, Saat Atlet Sepakbola Jadi Korban
21 Agustus 2025"Organisasi olahraga diminta untuk secara aktif melawan rasisme dan membangun sistem yang bisa mencegah serta menangani masalah tersebut," kata Reem Alabali-Radovan, yang saat itu menjabat sebagai Perwakilan Pemerintah Jerman urusan Integrasi dan Anti-Rasisme, dalam laporannya tahun 2023 berjudul "Rasisme di Jerman.”
Radovan menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat luas dalam melawan rasisme di dunia olahraga.
Studi dari Friedrich-Ebert-Stiftung pada 2023 juga menunjukkan bahwa sikap rasis begitu menonjol di dunia sepak bola.
Apa yang terjadi?
Dalam pertandingan DFB-Pokal antara Klub Sepakbola Schalke 04 dan klub Lok Leipzig, pemain tamu dengan kulit berwarna, Christopher Antwi-Adjei, dihina dengan kata-kata rasis dari tribun.
Adjoin melaporkan kejadian itu dan pertandingan dihentikan sementara. Setelah dilanjutkan, ia terus dicemooh setiap kali mendapat bola.
Pada pertandingan yang berbeda di Potsdam, seorang pemain dari 1.FC Kaiserslautern mengalami penghinaan rasial. Penonton membantu mengidentifikasi tiga pelaku. Kedua kelompok suporter pun meneriaki para pelaku "Nazis raus!” (Nazi keluar!).
Selain itu, serangan rasial juga terjadi di media sosial terhadap pemain nasional Nadiem Amiri, Arnaud Nordin dari FSV Mainz 05, dan Kelsey Owusu dari Rot-Weiss Essen.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, turut angkat bicara - menyebut insiden di Leipzig dan Potsdam "tidak dapat ditoleransi” dan "mengerikan.” Ia menuntut kejadian tersebut diselidiki secara menyeluruh dan menghukum para pelaku. Komite FIFA bekerja sama dengan DFB terus memantau perkembangan kasus ini.
Apa yang dapat dilakukan FIFA?
Infantino memprioritaskan perjuangan melawan rasisme. 17 Agustus lalu, ia memberi komentar secara resmi atas penghinaan rasial terhadap Antoine Semenyo dari AFC Bournemouth dalam pertandingan Premier League di Liverpool serta insiden-insiden sebelumnya di liga Spanyol dan Italia.
"Denda untuk klub, pengurangan poin untuk tim, dan larangan stadion bagi suporter adalah langkah-langkah yang bisa kami lakukan,” kata Infantino dalam sebuah acara di Wina Mei lalu. Namun, ia menegaskan bahwa sepak bola tidak dapat menyelesaikan masalah ini sendirian.
Apa reaksi Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB)?
Sebagai asosiasi sepak bola nasional terbesar di dunia dengan lebih dari delapan juta anggota, DFB memulai penyelidikan melalui Komite Kontrol. Komite tersebut memantau kepatuhan semua pihak yang terlibat atas aturan resmi asosiasi. DFB akan mengajukan tuntutan jika terjadi pelanggaran.
"Rasisme dan diskriminasi, kebencian dan pengucilan tidak punya tempat dalam sepak bola. Kami menjunjung keberagaman dan rasa hormat,” kata Presiden DFB Bernd Neuendorf, sambil menyebut berbagai inisiatif DFB melawan rasisme. Setiap asosiasi regional DFB memiliki pusat bantuan bagi korban-korban diskriminasi.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Seperti apa prosedur penanganan jika rasisme terjadi saat pertandingan berlangsung?
FIFA memiliki tiga tahap prosedur. Pertama adalah jeda – penghentian – pembatalan pertandingan. Jika wasit mendeteksi insiden rasis, pertandingan dihentikan sementara dan penonton diberitahu.
Jika perilaku tidak berubah, pertandingan dihentikan lagi dan pemain bersangkutan dikirim ke ruang ganti. Jika setelah dilanjutkan insiden tetap terjadi, pertandingan dibatalkan.
Pada Desember 2021, pertandingan antara MSV Duisburg dan VfL Osnabrück menjadi pertandingan sepakbola profesional pertama di Jerman yang dibatalkan karena insiden rasisme. Di liga tingkat atas seperti Bundesliga 1 dan 2, sejauh ini belum pernah ada pembatalan karena rasisme.
Seberapa sering pesepakbola Jerman mengalami penghinaan rasial?
Jumlahnya tidak pasti karena tidak semua kasus dilaporkan, selain itu, statistik yang ada sering menggabungkan tindakan rasisme dengan diskriminasi lain seperti tindakan seksisme atau penghinaan terhadap komunitas LGBTQ+.
Pada laporan terakhir DFB terkait sepak bola amatir Jerman yang dirilis tahun lalu, tercatat sekitar 900 dari 1,5 juta pertandingan dihentikan karena alasan kekerasan atau diskriminasi jumlah tersebut sekitar 0.07% dari seluruh pertandíngan amatir yang berlangsung.
Sekitar 2.500 pertandingan dilaporkan karena kasus diskriminasi - 0,2% dari total pertandingan yang ada. DFB menyebut tren ini menurun.
Gambaran yang lebih rinci diberikan pusat pelaporan diskriminasi sepak bola di Nordrhein-Westfalen, negara bagian terpadat di Jerman. Pada 2023, mereka menerima 762 laporan anonim, lebih dari separuhnya dari liga-liga profesional. 46% laporan menyangkut kasus seksisme, dan 29% (sekitar 220 kasus) menyangkut rasisme.
Organisasi ini memperkirakan prosentase sebenarnya bisa jauh lebih tinggi, namun banyak korban memilih untuk tidak melapor.
Apa kata suporter?
Banyak klub dan organisasi suporter yang telah lama aktif melawan rasisme dan xenofobia, mereka sering bekerja sama dengan DFB.
Namun, insiden seperti yang terjadi pada DFB-Pokal tidak bisa dicegah sepenuhnya. "Sangat mengkhawatirkan bahwa hal ini terus terjadi di sepak bola, sementara di cabang olahraga lainnya tidak sebesar ini,” kata Jost Peter, ketua organisasi suporter "Unsere Kurve.”
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman
Diadapatasi oleh Sorta Caroline
Editor: Rizki Nugraha