Qatar: Uang Minyak untuk Investasi
29 Mei 2008Qatar bukan saja termasuk negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia. Qatar juga berada di tangga atas peringkat negara yang penduduknya menyandang sakit gula. Setiap satu di antara lima warga Qatar berpenyakit diabetes. Penyakit ini meluas tanpa betul-betul disadari, yakni semenjak minyak bumi ditemukan di kawasan itu dan gaya hidup masyarakat semakin luksus.
“Dulu ketika bangsa ini masih hidup di tenda-tenda, hidup berpindah-pindah dan melakukan perjalanan dengan onta, orang-orangnya masih membutuhkan banyak kalori. Sekarang, mobil-mobil Land Cruiser sudah menggantikan onta. Kenyamanan yang tersedia membuat banyak orang menjadi malas bergerak", begitu menurut Thomas Flock, yang memimpin Akademi Olah Raga Aspire.
Di kompleks bangunan Aspire itu, terdapat ruangan olah raga terbesar di dunia. Di bawah kubahnya bisa diselenggarakan 12 acara olahraga sekaligus. Milyaran dolar dikeluarkan oleh Emir Qatar untuk membangun Akademi Olah Raga Aspire empat tahun yang lalu. Tujuannya adalah agar rakyat Qatar yang kelewat gemuk bisa kembali sehat.
Itu hanya salah satu contoh nyata tentang apa yang dilakukan oleh ke enam kerajaan di teluk Persia dengan harta kekayaan mereka. Tahun lalu, hanya dari ekspor gas dam minyak bumi saja, penghasilan negara-negara Teluk ini mencapai 407 milyar dolar. Bila harga minyak bumi tetap stabil pada 100 dolar per barel, maka sampai tahun 2020 negara-negara itu akan menghasilkan 9 trilyun dolar. Mengelola jumlah uang sebanyak ini dengan baik merupakan tantangan yang besar.
Negara-negara Teluk Persia menginvestasikan dananya di Barat selama empat tahun. Namun kemudian terjadi peristiwa pemboman 11 September 2001, dan suasana di Amerika Serikat berubah drastis dengan meluasnya sentimen anti Arab, anti Muslim.
Para penanam modal dari negara telukpun bereaksi. Begitu keterangan sejarahwan Jerman, Frauke Heard-Bey yang telah 40 tahun menetap di Abu Dhabi: “Sekarang Amerika Serikat tidak selalu menjadi lokasi penanaman modal. Kalau dulu orang-orang bisa dengan cepat memilih untuk berinvestasi di Amerika Serikat. Sekarang modal itu ditarik kembali dan harus diinvestasikan di tempat lain."
Pada tahun 50' dan 60'an, negara-negara Arab menggunakan pemasukan hasil minyak bumi itu untuk membangun sekolah-sekolah dan rumah-rumah sakit. Sekarang setelah standar hidup di negara-negara ini sama dengan di Eropa, ketergantungan pada minyak dan gas bumi menurun. Ekonomi negara diberi landasan yang lebih luas.
Sekarang kebanyakan investasi yang dilakukan adalah di bidang perdagangan, keuangan, pelayanan dam pariwisata. Yang sangat mengagumkan adalah jumlah dana yang ditanam kembali di dalam negeri. Total dari biaya proyek-proyek yang dikembangkan di enam kerajaan di teluk Persia ini mencapai 1,9 Trilyun dolar, 43% lebih banyak daripada tahun lalu. (ek)