Pusat Informasi Islam Radikal di Ulm
6 September 2007Kepolisian dan Dinas Rahasia Urusan Dalam Negeri Jerman masih belum mengetahui secara pasti, mengapa kawasan kota Ulm dan Neu-Ulm pada perbatasan negara bagian Bayern dan Baden Württemberg sejak bertahun-tahun ini punya daya tarik yang lumayan tingginya bagi ekstrimis islam. Yang pasti, ketika menteri dalam negeri Bayern, Günther Beckstein dua tahun yang lalu memerintahkan penutupan tempat pertemuan multi-budaya di Neu-Ulm, perdebatan yang ramai muncul. Tempat itu dianggap sebagai sarang ekstrimis islam dari berbagai negara.
Namun, kegiatan di pusat informasi islam radikal di Ulm itu kemudian dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan lainnya. Dinas rahasia dalam negeri Jerman mengemukakan, dari kedua pusat pertemuan itu secara nyaring dan jelas dikumandangkan perang melawan penganut agama lain, orang Amerika, Israel dan sekutunya serta melawan pasukan Rusia di Chehnya. Para imam radikal di tempat itu juga merekrut pejuang-pejuang yang tiga di antaranya tewas di Chehnya. Mereka juga membina orang-orang Jerman yang pindah memeluk agama islam, seperti dua dari tiga tersangka teroris yang Rabu lalu ditangkap. Dari tempat itulah kedua tersangka teroris dan tersangka ketiga dari Turki, dikirim untuk mengikuti pelatihan di sebuah kamp di Pakistan.
Tampaknya, bila kepolisian melakukan penyidikan di lokasi tersebut, mereka selalu menemukan sesuatu. Sepuluh tahun yang silam, seorang dokter dari Mesir yang aktif di rumah pertemuan itu, diduga mengumpulkan sumbangan untuk Mujahiddin di Bosnia. Dia juga dituduh punya hubungan dengan organisasi ekstrim Gamma al Islamija di Mesir. Penyidik selain itu menyebut Reda Sajjam sebagai orang dekatnya. Reda berulang kali dikaitkan dengan serangan bom Bali tahun 2002 , namun bukti nyata untuk tuduhan itu masih belum dapat ditemukan. Karena itu Reda Sajjam kini hidup dengan tenang di Berlin.
Kemudian dokter Mesir temannya itu meninggalkan Jerman secara suka rela, setelah Bayern mengusir putranya karena dianggap membahyakan keamanan negara itu. Sebelumnya dia mendapat pelatihan di kamp teroris di Kashmir-Pakistan. Selain itu kepolisian menemukan petunjuk untuk membuat bom dalam apartemennya. Namun, bukti rencana serangan secara nyata tidak berhasil ditemukan.
Chaled el Masri yang pernah diculik Amerika Serikat dan dibawa ke Afghanistan, juga secara teratur mengunjungi tempat pertemuan multi-budaya di Neu-Ulm. Tetapi dia tetap menyangkal bersekongkol dengan kelompok ekstrimis.
Sekitar 80 pria yang dianggap pemerintah Jerman sebagai ancaman keamanan negara itu, bertahun-tahun secara rutin mengunjungi rumah multi-budaya dan pusat informasi islam radikal. Pengamatan terhadap mereka yang mulai dilakukan setelah serangan 11 September 2001, telah menyibukkan kepolisian Jerman. Sangatlah mustahil untuk mengamati pria dari wilayah Timur Tengah itu secara terus menerus. Kepolisian tidak punya cukup orang untuk melakukannya.
Setelah penggagalan rencana serangan bom Rabu lalu dan gagalnya serangan bom koper di Rheinland tahun yang lewat, Jerman jelas tidak lagi merupakan wilayah bebas teroris.