Presiden Komisi Eropa von der Layen Dianugerahi Karlspreis
30 Mei 2025Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyerukan pentingnya membangun Eropa yang mandiri saat menerima Charlemagne Prize atau Karlspreis, penghargaan bergengsi untuk tokoh yang berjasa bagi persatuan Eropa, di kota Aachen, Jerman, pada Kamis (29/5) lalu.
"Eropa yang mandiri, saya tahu ini terdengar menggentarkan bagi banyak orang. Tapi pada dasarnya ini adalah tentang kebebasan kita,” ujar von der Leyen dalam pidatonya.
Dia mengingatkan bahwa dunia tak akan kembali seperti dulu. "Tidak akan terjadi,” katanya. "Ketegangan geopolitik saat ini sangat besar.” Dia menyebut dunia saat ini kembali didominasi kekuatan imperialis dan perang bergaya lama, dengan negara-negara besar yang rela memakai segala cara - baik yang sah maupun tidak - untuk meraih keuntungan. Invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, menurutnya, adalah bukti nyata dari kondisi tersebut.
Dalam konteks itu, von der Leyen menekankan bahwa investasi di bidang keamanan Eropa kini menjadi hal yang semakin mendesak. "Tatanan internasional baru akan terbentuk dalam dekade ini,” ujarnya. "Dan Eropa harus menjadi pihak yang ikut membentuknya. Tugas kita adalah mewujudkan kemerdekaan Eropa.”
Di sektor ekonomi, dia juga menyoroti perlunya memperkuat kemitraan dagang Uni Eropa dengan Amerika Serikat demi hubungan transatlantik yang lebih stabil dan strategis. Namun, von der Leyen juga mengingatkan bahwa 87% perdagangan dunia terjadi dengan negara-negara lain yang sama-sama mendambakan stabilitas dan peluang.
Friedrich Merz: Jerman siap memimpin
Dalam pidatonya, Kanselir Jerman Friedrich Merz menyatakan dukungan penuh untuk modernisasi pertahanan Eropa. Menurutnya, kini saatnya Eropa menunjukkan peran kepemimpinan demi perdamaian di kancah global.
"Jerman siap memimpin dalam tugas ini dengan tekad penuh, bekerja erat bersama mitra dan tetangga Eropa,” tegas Merz. Dia memuji kepemimpinan von der Leyen, menyebutnya sebagai tokoh yang "memberi suara bagi Eropa di panggung dunia, suara asli dari Eropa.” Merz menilai von der Leyen sangat pantas menerima penghargaan Karlspreis atas perannya menjaga persatuan dan ketangguhan Eropa.
Dia juga menegaskan kembali komitmen Jerman untuk mendukung Ukraina. "Kami akan membantu Ukraina dengan seluruh kekuatan yang kami punya,” katanya. Merz juga menyerukan kerja sama yang lebih erat antarindustri pertahanan Eropa dan mengisyaratkan bahwa Jerman siap mengambil keputusan besar pada KTT NATO bulan Juni mendatang.
Raja Spanyol tolak desintegrasi Eropa
Di Aachen, Raja Spanyol Felipe VI secara tegas menolak seruan untuk membubarkan Uni Eropa. Dalam pidatonya, da memperingatkan munculnya suara-suara nasionalis yang menyesatkan dan mengklaim bahwa negara-negara Eropa akan lebih merdeka dan berdaulat jika berpisah.
"Kita harus menghadapi suara-suara itu!” tegasnya. Dia menilai gagasan untuk kembali ke politik yang terkotak dalam batas nasional hanya akan membuat Eropa tak berdaya menghadapi tantangan global. "Lingkungan internasional saat ini - saya percaya penuh - menuntut lebih banyak Eropa, bukan lebih sedikit.”
Apa itu Karlspreis?
Karlspreis atau Charlemagne Prize adalah penghargaan tertinggi bagi mereka yang berjasa memperkuat integrasi Eropa. Komite penghargaan menyanjung von der Leyen atas perannya dalam "menjaga Eropa tetap bersatu, tangguh, dan mampu bertindak.”
Tahun ini, untuk pertama kalinya sejak 1949, penghargaan Karlspreis dibarengi penyerahan uang senilai satu juta Euro. Von der Leyen menyatakan ingin menggunakan dana tersebut untuk mendukung proyek bagi anak-anak Ukraina. Penyaluran dana itu akan diputuskan bersama oleh penerima penghargaan dan dewan Karlspreis. Donasi hadiah berasal dari pasangan pengusaha asal Aachen.
Deretan penerima penghargaan ini mencakup tokoh-tokoh besar seperti Winston Churchill, Angela Merkel, Bill Clinton, serta institusi Eropa dan Paus Fransiskus. Pada tahun 2023, penghargaan ini diberikan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan rakyat Ukraina. Presiden Komisi Eropa terakhir sebelum von der Leyen yang menerima penghargaan ini adalah Jacques Delors pada 1992, arsitek utama pasar tunggal Eropa dan pelopor mata uang euro.
Penghargaan ini mengemban nama Karl der Große, raja Kekaisaran Franka yang wilayahnya membentang luas di Eropa Barat pada awal Abad Pertengahan, dan sering dijuluki sebagai "Bapak Eropa.”
Artikel ini terbit pertama kali dalam Bahasa Jerman
Diadaptaptasi oleh: Rizki Nugraha
Editor: Yuniman Farid