Presiden Bush Tegaskan Tuntutan Pembentukan Negara Palestina
18 Mei 2008Dalam waktu satu tahun, kesepakatan mungkin saja dapat dicapai. Demikian diutarakan Bush dalam pidatonya.
Timur Tengah menuju jalan yang benar. Reformasi masyarakat dan ekonomi mulai berkembang di banyak negara dan ini mengubahnya menjadi wilayah yang punya masa depan cerah, ujar Presiden AS George W. Bush pada akhir lawatannya di Timur Tengah dan menggarisbawahi pentingnya pendidikan, inisiatif pribadi dalam sektor ekonomi dan kebebasan politik. Bersama dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak dan Raja Yordania Abdullah, Bush membuka Forum Ekonomi Dunia 2008 di Sharm el-Sheikh, Mesir. 1. 500 wakil kalangan politik dan ekonomi dari sekitar 50 negara mengikuti forum yang berlangsung tiga hari itu. Dalam pertemuan itu dirembukkan mengenai peluang ekonomi dan politik wilayah tersebut.
Di Sharm el-Sheikh Presiden AS kembali mengutarakan visinya tentang Timur Tengah yang aman, bebas dan demokratis. Sama dengan yang diketengahkannya sebelumnya di parlemen Israel, Knesset. Dia memastikan bahwa itu bukan visi Amerika, juga bukan visi Yahudi, atau muslim, melainkan visi universal. Dulu, Bush pernah mengatakan di Jerusalem bahwa dalam waktu enam puluh tahun, negara Palestina akan terbentuk dan banyak masalah di wilayah itu sudah diselesaikan. Kini Bush menyatakan, perdamaian Israel-Palestina akan tercapai tahun ini:
"Kesepakatan perdamaian merupakan kepentingan warga Palestina, Israel , negara-negara Arab dan kepentingan dunia. Dan saya yakin, jika para pemimpin mendapat dukungan, kesepakatan perdamaian dapat tercapai tahun ini."
Bush yang di Sharm el Sheikh juga bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, secara jelas mendukung usulan penyelesaian dua negara, artinya negara Palestina berdampingan dengan Israel. Dia menyerukan pemimpin negara di wilayah itu agar mendukung upaya tersebut. Yang penting dilakukan adalah melawan kelompok radikal, misalnya Hamas dan Hizbullah, dan juga negara-negara yang mendukung kelompok tersebut. Yang dimaksudkan adalah Suriah dan terutama Iran. Bush menambahkan, dunia tidak boleh membiarkan negara itu mengembangkan senjata nuklir.
Sedangkan Raja Yordania Abdullah menyerukan kerjasama yang meluas di Timur Tengah. Tapi Raja Abdullah juga menyinggung bahwa pidato Bush di Yerusalem tidak diterima dengan baik di Timur Tengah:
"Perayaan kemerdekaan tidak punya arti selama perdamaian langgeng ditolak karena kesalahan-kesalahan tidak diperbaiki. Hari perayaan sebenarnya baru akan datang jika warga Palestina dan Israel dapat mengatakan: saya bebas, saya aman, masa lalu kami sudah lewat".
Namun, kebanyakan dari peserta Forum Ekonomi Dunia ini tampaknya sepakat bahwa hari ynag dimaksudkan itu tidak akan datang pada bulan-bulan mendatang dan perkiraan Bush bahwa perdamaian akan tercapai tahun ini agaknya tidak lebih dari sebuah upaya untuk mengoreksi sikap pro-Israel yang ditunjukkan pada awal lawatannya di Yerusalem. (cs)