PM Netanyahu Pecat Kepala Intelijen Israel di Tengah Protes
21 Maret 2025Pada hari Jumat (21/03), pemerintah Israel dengan suara bulat menyetujui keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memecat Ronen Bar, Kepala Shin Bet, badan intelijen dalam negeri Israel, menurut pernyataan dari kantor perdana menteri.
"Pemerintah dengan suara bulat menyetujui usulan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri masa jabatan Direktur ISA Ronen Bar," demikian pernyataan tersebut.
Puluhan ribu orang telah berdemonstrasi menentang pemerintah sejak hari Selasa (18/03) setelah muncul niatan untuk memecat Bar. Sementara itu, Shin Bet dan kepolisian Israel sedang menyelidiki beberapa pembantu Netanyahu terkait dugaan hubungan finansial dengan Qatar saat mereka masih bekerja untuk pemimpin Israel tersebut.
Bar tidak hadir dalam pemecatannya
Bar tidak menghadiri rapat pemungutan suara terkait pemecatannya dan memilih untuk mengirim surat sebagai gantinya.
Dalam surat yang bocor ke media Israel, Bar menyebut proses pemecatannya sebagai sesuatu yang "tidak pantas bagi siapa pun, apalagi yang berpangkat tinggi, apalagi Kepala Shin Bet."
Mengenai alasan Netanyahu, Bar menulis bahwa argumen pemimpin Israel tersebut tampaknya bertujuan untuk "menyembunyikan motif sebenarnya" di balik pemecatannya, yang ia sebut sebagai "sangat salah" di bagian akhir surat tersebut.
Bar juga menanggapi klaim Netanyahu bahwa ia telah kehilangan kepercayaan pada pemimpin Shin Bet. "Ini bukan tentang kurangnya kepercayaan, tetapi tentang persepsi kesetiaan pribadi di atas kesetiaan kepada publik," tulis Bar.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Netanyahu sebut 'Deep State haluan kiri'
Netanyahu melalui akun X miliknya menyalahkan apa yang ia sebut sebagai "Deep State haluan kiri" yang berusaha "menggagalkan kehendak rakyat." Deep State adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok atau jaringan tersembunyi dalam pemerintahan, birokrasi, militer, atau lembaga intelijen yang diyakini memiliki kekuasaan besar dan bertindak di luar kendali pemerintah yang terpilih secara demokratis.
Polisi Israel melakukan beberapa penangkapan setelah ratusan pengunjuk rasa bentrok dengan petugas dalam perjalanan mereka ke kediaman resmi Perdana Menteri. Laporan di Israel menunjukkan beberapa dari mereka mencoba menerobos barikade polisi di depan rumah Netanyahu. Beberapa demonstran terluka, dan polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan massa.
Dukungan terhadap kesepakatan pemulangan sandera
Yair Golan, ketua partai oposisi Demokratim, didorong hingga jatuh oleh petugas polisi saat ikut serta dalam demonstrasi.
"Beberapa dorongan tidak akan menghentikan saya," tulisnya di akun X. "Sekarang, kita terus berjuang, kita membawa pulang para sandera dan kita hentikan kudeta ini!"
Para demonstran juga menyuarakan ketidakpuasan mereka atas dimulainya kembali pertempuran di Gaza setelah jeda gencatan senjata selama dua bulan. Keputusan ini dinilai berdampak buruk terhadap kemungkinan kembalinya para sandera dari Gaza.
Banyak sandera yang telah dibebaskan selama gencatan senjata dua bulan tersebut menggunakan media sosial untuk mengkritik keputusan pemerintah yang mengakhiri gencatan senjata, bahkan beberapa menyebutnya sebagai "vonis mati" bagi sandera yang masih ditahan oleh Hamas.
Kelompok Hamas, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Jerman, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya, masih menahan 59 sandera yang diculik setelah serangan teroris mereka pada 7 Oktober 2023, dengan sekitar 20 di antaranya diperkirakan masih hidup.
Menurut jajak pendapat terbaru, sebagian besar warga Israel ingin pemerintah mereka terus bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan pertukaran sandera yang akan mengakhiri perang dan menyebabkan penarikan penuh tentara Israel dari Jalur Gaza.
rs/ha (dpa, Reuters, AFP)