010908 Fukuda Rücktritt
2 September 2008Pengumuman itu benar-benar tak terduga. Hari Senin (02/09) pukul 21:30 waktu setempat, Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda mengundang media untuk menghadiri konferensi pers.
“Saya rasa, sudah waktunya suatu tim baru mengambil alih politik di Jepang. Karena itu, saya memutuskan untuk mundur. Saya yakin, ini adalah waktu yang tepat untuk menghindari kekosongan politik."
Dengan pengumuman ini berakhirlah masa jabatan Fukuda yang hanya menjabat perdana menteri selama satu tahun. September lalu, ia mengambil alih pemerintahan Jepang dan posisi ketua Partai Demokrat Liberal dari Shinzo Abe. Jajak pendapat menunjukkan, pemerintahan Fukuda sejak awal tak begitu dipercaya rakyat. Hanya sepertiga warga Jepang setuju dengan pemerintahan di bawah Fukuda. Ketidakpuasan rakyat ini mendorong Fukuda memecat sejumlah menteri kabinetnya beberapa waktu lalu.
“Sudah satu tahun berlalu sejak alih kekuasaan dari tangan Shinzo Abe. Tahun ini merupakan tahun yang berat. Dengan perombakan kabinet Agustus lalu saya mencoba memberi dorongan pada roda perekonomian Jepang. Jalan tersebut kini harus ditempuh orang lain."
Selama masa jabatannya, Fukuda menghadapi konstelasi kekuatan yang sulit. Koalisi Fukuda hanya memegang mayoritas kursi di Majelis Rendah parlemen Jepang. Sementara, Majelis Tinggi dikuasai pihak oposisi:
“Karena tarik ulur dalam parlemen ini saya banyak mendapat kesulitan. Desakan saya untuk berdialog kerap ditolak begitu saja oleh pihak oposisi. Begitu juga dengan rancangan undang-undang yang penting yang ditolak mentah-mentah."
Fukuda menyatakan, ia menetapkan agar kongres partai luar biasa diselenggarakan guna memilih penggantinya. Sejumlah pengamat menduga, Taro Aso berpeluang menggantikan Fukuda. Selama masa jabatan Fukuda, Aso memilih untuk berdiri di belakang layar. Petinggi partai LDP yang pernah menjabat menteri luar negeri Jepang itu dinilai sebagai penyandang harapan era baru:
"Saya kira, hasil pemilu tentu akan berbeda bila saya tetap menjabat perdana menteri ataukah ada tokoh baru yang memegang kendali. Pengunduran diri saya merupakan keputusan politis yang saya pertimbangkan matang-matang."
Yasuo Fukuda yang berusia 72 tahun menegaskan, ia mundur bukan karena alasan kesehatan. Berbeda dengan pendahulunya Shinzo Abe yang mendasari keputusan pengunduran dirinya pada kondisi kesehatan yang memburuk. Mundurnya Fukuda tak otomatis berarti, Jepang akan menggelar pemilu baru. Pengganti Fukuda mungkin mencoba untuk mengumpulkan cukup suara dalam Majelis Rendah agar dapat tetap emerintah sampai akhir masa legislaturnya. Pemilihan umum berikutnya dijadwalkan untuk selambatnya September 2009.(zer)