PM Israel Ehud Olmert Diminta Untuk Mundur
28 Mei 2008Karena sedang diperiksa, mitra koalisi Ehud Barak, menuntut Olmert mundur atau setidaknya untuk sementara. Jika tidak, Partai Buruh akan mengupayakan pemilu dini.
Seusai perembukan intensif dengan pimpinan Partai Buruh, dalam sebuah jumpa pers di Yerusalem, Barak yang memimpin partai itu mengutarakan:
"Saya berharap bahwa tuduhan terhadap Perdana Menteri tidak beralasan. Namun, demi kepentingan negara dan norma-normanya, dia sekarang harus meletakkan jabatannya secepat mungkin."
Sebelum pernyataan itu, Barak dikabarkan bertemu dengan Perdana Menteri Olmert untuk menyampaikan niatnya itu sebelum berbicara dengan wartawan. Pertemuan yang dilakukan di kediaman resmi Olmert, berlangsung selama satu jam.
Dalam jumpa pers di Yerusalem, Barak mengatakan, Partai Kadima dari Ehud Olmert harus mencari pengganti secepatnya. Menurutnya, keputusan itu diambil demi keamanan politik negaranya:
"Mengingat situasi saat ini dan tantangan besar yang dihadapi negara Israel, yakni Hamas dan Hizbullah, Suriah dan Iran, tahanan tentara dan proses politik, saya kira, Perdana Menteri tidak dapat secara bersamaan memimpin pemerintah dan sekaligus mengurus masalah pribadinya."
Ketegangan internal dalam pemerintahan Israel terutama bertolak dari kesaksian pebisnis AS Talansky di pengadilan Yerusalem hari Selasa 27/05. Pers Israel menilai kesaksian itu sebagai tamparan berat bagi Olmert baik secara politik maupun pribadi. Secara rinci Talansky menceritakan, dalam kurun waktu lebih dari sepuluh tahun dia memberikan uang sedikitnya 150. 000 dollar AS kepada Olmert, terutama tunai dan dalam ampelop, tapi juga sering dalam bentuk pembayaran untuk barang mewah.
Tetapi, penasehat media Olmert mengatakan, Perdana Menteri Israel merencanakan tetap memangku jabatannya. Para anggota parlemen dari Partai Kadima kini juga meminta pemimpinnya untuk mundur. Misalnya Amira Dotan yang mengatakan, Israel perlu pemimpin lain untuk mengurus negara dan kesaksian Talansky masin mengiang-ngiang ditelinganya. Demikian Amira Dotan.
Sementara itu, pemimpin oposisi Benjamin Netanjahu mengadakan pembicaraan dengan pemimpin partai ultra-ortodox Shas, Eli Yishai, Rabu pagi 28/05 untuk merembukkan situasi politik pascakesaksian Talansky. Yishai yang partainya merupakan mitra koalisi Partai Kadima dari Olmert, menyatakan akan berunding dengan Ehud Barak dan menteri lainnya.
Dalam Partai Kadima sendiri saat ini sedang ramai-ramainya adu otot memperebutkan pengganti Olmert. Menteri Luar Negeri Livni disebutkan sebagai calon pengganti Olmert. Menurut jajak pendapat dia adalah anggota Kadima yang paling disenangi. Namun Livni harus berhadapan dengan Mofaz, mantan menteri pertahanan dan seorang jenderal yang selama intifada kedua pada dasawarsa ini melancarkan aksi kekerasan militer besar-besaran untuk menumpas perlawanan warga Palestina. Ehud Olmert tampaknya mengutamakan Mofaz. (cs)