Perundingan Rusia-Ukraina Digelar di Istanbul
16 Mei 2025Perundingan antara delegasi Ukraina dan Rusia di Istanbul diperkirakan dimulai pada Jumat (16/05) pagi. Perundingan ini merupakan pertemuan langsung pertama antara kedua negara dalam tiga tahun terakhir.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa ia tidak akan menghadiri pembicaraan tersebut sebagai protes terhadap mitranya, Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menolak untuk berpartisipasi.
Zelenskyy juga menyatakan bahwa keputusan Putin tersebut menunjukkan ketidakseriusannya dalam mengakhiri perang.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Nantinya, pembicaraan trilateral juga direncanakan antara Amerika Serikat, Ukraina dan Turki, serta antara Rusia, Ukraina dan Turki. Delegasi Amerika Serikat sendiri dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio. Ia mengatakan kepada para wartawan bahwa Amerika Serikat "tidak memiliki ekspektasi yang tinggi" terhadap perundingan ini.
PM Inggris: Putin harus menanggung akibat karena menghindari perdamaian
Di saat yang bersamaan, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin "harus menanggung akibat karena menghindari perdamaian", menjelang pertemuan KTT Komunitas Politik Eropa di Albania yang akan dilangsungkan pada Jumat (16/05).
“Taktik Putin untuk mengulur-ulur waktu dan menunda-nunda, sambil terus membunuh dan menyebabkan pertumpahan darah di seluruh Ukraina, (tidak dapat ditoleransi),” ungkap Starmer.
KTT Komunitas Politik Eropa sendiri berlangsung pada hari yang sama dengan pembicaraan antara delegasi Ukraina dan Rusia di Turki.
Guterres: Integritas teritorial Ukraina harus dihormati
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan penghormatan terhadap integritas teritorial Ukraina dalam proses negosiasi perdamaian yang diharapkan terjadi antara Ukraina dan Rusia.
“Perdamaian yang adil berarti menghormati Piagam PBB, hukum internasional, dan integritas teritorial Ukraina. Ini tidak akan mudah,” kata Guterres kepada surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung.
Menurut Sekretaris Jenderal PBB, prinsip integritas teritorial merupakan hal yang amat penting. “Ini adalah hal yang mendasar bagi perdamaian dan keamanan di dunia,” kata Guterres. Menurutnya, jika prinsip integritas teritorial tidak lagi diterapkan, hal tersebut dapat memperparah konflik.
Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa inggris
Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani
Editor: Yuniman Farid