Pertikaian dalam Partai Buruh Israel
1 April 2008Antara Amir Peretz dan Ehud Barak, yaitu mantan ketua Partai Buruh dan ketua yang sekarang, terjadi pertikaian sengit dalam sidang fraksi. Setahun lamanya Peretz menunggu kesempatan untuk menuntut tanggungjawab penggantinya pada posisi ketua partai dan menteri pertahanan Israel, Ehud Barak. Demikian analisa koran-koran Israel di halaman pertama.
Selama 15 menit Peretz, yang dulu harus melepaskan semua jabatannya karena dampak penyelesaian perang Libanon, melontarkan berbagai tuduhan berat terhadap Barak. Peretz menuduh Barak menggunakan partai untuk kepentingan pribadinya, yaitu untuk menjadi perdana menteri dalam pemilihan parlemen berikutnya. Barak juga dituduh tidak memiliki program politik untuk partainya. Pada awalnya tidak ada yang mendukung Ehud Barak, hingga Sekjen Partai Pekerjaan, Eitan Cabel, menegur Peretz dengan tajam.
Penyulut
Latar belakang pertikaian intern partai tersebut adalah, Ehud Barak mengatakan kepada rekan dekatnya, sedang mempertimbangkan penyatuan Partai Buruh dengan Partai Kadima di bawah pimpinan Perdana Menteri Ehud Olmert. Hal ini dilaporkan harian “Ma'ariv” Selasa (01/04).
Menyangkut laporan itu Amir Peretz mengatakan, ia sekarang membuka semua kartu. Ia menyatakan, tidak pernah mengadakan pembicaraan di balik layar. Politik seperti itu tidak pernah ia jalankan. Demikian Peretz.
Tindakan Ehud Barak
Partai Buruh termasuk dalam koalisi pemerintahan di bawah Perdana Menteri Ehud Olmert. Terhadap serangan verbal pendahulunya itu, Ehud Barak hanya memberikan reaksi ironis dengan mengatakan, ia tidak akan pernah mampu bersaing dengan Peretz, yang semburan kata-katanya sangat berlebihan.
Sebaliknya, sebagai ketua partai ia menjalankan kewajibannya dengan serius untuk menjadikan Partai Buruh partai terunggul dalam pemilu berikutnya. Demikian dikatakan Barak. Ia menambahkan, itu akan dilakukannya, baik bersama, maupun tanpa Peretz.
Tahun 2007, sebelum terpilih sebagai ketua partai, Ehud Barak menyatakan akan meninggalkan kabinet yang dipimpin Olmert, karena kabinet itu dituduh kurang berprestasi dalam perang Libanon. Setelah Komisi Winograd, yang meneliti kesalahan Israel dalam perang Libanon, mengeluarkan laporan akhirnya, Barak mengurungkan niatnya. Ia tidak jadi keluar dari kabinet Olmert.
Dukungan bagi Barak
Dukungan bagi Ehud Barak terutama diberikan rekannya yang anggota Knesset dan mantan pemimpin dinas rahasia Mossad, Danny Yatom. Ia mengatakan, politik bukanlah permainan untuk bertahan hidup. Ini juga bukan reality-show, melainkan sebuah partai yang harus tanggap untuk meraih tujuannya. Oleh sebab itu sangat baik, jika Partai Buruh tetap dalam koalisi. Masalah lainnya hanya membuang-buang waktu saja. Demikian Yatom.
Ehud Barak, yang selalu bersikap sangat tertutup terhadap media Israel, menghindari memberikan reaksi secara umum terhadap tuduhan pendahulunya, Amir Peretz. (ml)