Pertempuran di Pakistan dan Afghanistan Telan Korban Sipil
6 Mei 2009Angkatan bersenjata Pakistan tampaknya bertekad untuk melancarkan serangan baru terhadap kelompok radikal Taliban. Di barat laut Pakistan, di lembah Swat kembali terjadi pertempuran hebat. Lembah Swat berada di wilayah Kashmir yang dulunya dikenal sebagai kawasan wisata yang indah. Pada tahun-tahun terakhir, yang datang ke kawasan ini bukanlah wisatawan, tetapi Taliban. Meski sejumlah kompromi yang diberikan oleh pemerintah, misalnya pemberlakuan hukum Syariah, Taliban sama sekali belum puas dengan kondisi di wilayah itu. Kelompok radikal ini bahkan berupaya memperluas pengaruhnya ke daerah-daerah sekitar lembah Swat hingga mencapai 100 kilometer mendekati ibukota Islamabad. Warga sipil juga terbunuh dalam pertempuran berdarah. Seorang anak laki-laki berhasil melarikan diri dengan ibu dan empat saudaranya:
„Saya cinta rumah kami. Tapi sekarang ada hujan peluru dan perang. Lebih baik meninggalkan rumah ketimbang terbunuh di sana."
Pertempuran-pertempuran baru itu jelas melanggar gencatan senjata yang disepakati bulan Februari yang dikritik oleh banyak pihak sebagai pengakuan kalah terhadap kelompok ekstrimis. Kini angkatan bersenjata menggempur posisi Taliban juga dengan helikopter.
Lebih 100 warga desa di provinsi Farah tewas dalam serangan udara
Juga di negara tetangga, Afghanistan, angkatan bersenjata pada umumnya setiap hari terlibat dalam pertempuran dengan Taliban. Bentrokan tersebut menelan banyak sekali korban warga sipil. Seorang anggota parlemen Afghanistan mengungkapkan kepada sebuah pemancar radio Jerman, di barat daya Afghanistan di provinsi Farah lebih dari 100 warga desa tewas, di antaranya terdapat perempuan dan anak-anak. Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengirimkan sebuah tim ke daerah terkait. Menurut laporan, tim itu menyaksikan kejadian yang mengenaskan. Jurubicara ICRC Jessica Barry mengutarakan di Kabul:
„Mereka melihat puluhan mayat. Mereka menyaksikan kuburan-kuburan dan pemakaman. Bulan Sabit Merah Afghanistan juga berada di sana bersama relawan-relawan. Mereka juga membantu puluhan korban lainnya. Situasi saat itu sangat serius."
Warga sipil selalu menjadi korban konflik bersenjata
Serangan tersebut tampaknya dimungkinkan karena dalam pertempuran melawan kelompok ekstrimis, angkatan bersenjata Afghanistan meminta dukungan udara dari Amerika Serikat. Di Afghanistan, dalam serangan bom semacam itu berulang kali warga sipil yang tidak berdosa, terbunuh. Gubernur provinsi Farah di mana pertepuran terjadi, hari Selasa lalu (05/05) telah menuding kelompok perlawanan bahwa mereka dengan sengaja bersembunyi di rumah-rumah yang didiami penduduk. Palang Merah mengkritik sikap tidak peduli pihak yang terlibat. Kembali Jessica Barry:
„Yang harus segera ditegaskan adalah: Jika ada pertempuran, warga sipil tidak boleh dilibatkan. Namun hingga kini: warga sipil dilibatkan. Apakah itu berupa serangan bunuh diri pejuang Taliban atau pun serangan-serangan udara. Warga sipil tewas dalam serangan itu dan ini sama sekali tidak boleh terjadi."
Menurut keterangan PBB, jumlah warga sipil yang tewas di Afghanistan tahun yang lalu mencapai sekitar 2. 100 orang. Taliban dinyatakan bertanggung jawab atas lebih separuh dari jumlah korban tewas itu.
Kai Küstner/Christa Saloh
Editor: Luky Setyarini