Perjuangan Menuju Kebebasan Pers di Afganistan
11 Agustus 2008Minggu malam pada jam tayang utama "Ariana TV", siaran stasiun televisi itu selalu diisi dengan serial yang namanya "Kebenaran". Itu adalah majalah kritis dari stasiun televisi tersebut, yang menjadi salah satu stasiun televisi paling populer di Afganistan. Acara tanggal 27 Juli lalu bertema prestasi dan kekurangan pemerintah Afganistan. Pembawa acara terkenal Nasir Fayaz menyampaikan kritik secara terbuka terhadap Presiden Karsai dan para menterinya. Tiap kementrian mendapat penilaian dari pakar, dan menteri yang terkait menyampaikan tanggapannya. Cara penanganannya keras, dan adil. Tetapi terlalu keras, bahkan memusuhi pemerintah. Itulah pendapat dinas rahasia Afganistan, NDS.
Ancaman Dinas Rahasia
Badan itu kemudian menelfon pemimpin acara "Kebenaran", Abdul Kadir Mirsai saat siaran sedang berlangsung. Masalahnya sangat penting, demikian dikatakan kepada Mirsai. Ia menceritakan, dinas rahasia menuntut agar siaran dihentikan. Jika tidak, ia akan ditangkap. Setelah mengadakan tukar pendapat singkat dengan pemimpin stasiun televisi, Mirsai menghentikan siaran dan berhasil lolos dari incaran. Lain halnya dengan pembawa acara Fayaz, yang ditangkap dinas rahasia sehari setelah itu. Ia ditempatkan dalam tahanan selama 48 jam.
Kejadian itu amat spektakuler. Namun demikian media dan wartawan di Afganistan memang sering mendapat tekanan, demikian diceritakan Mirsai. Kebebasan pers dan kebebasan berpendapat adalah hal yang baru di Afganistan. Sebelumnya itu tidak pernah ada di negara itu. Oleh sebab itu, mereka tidak hanya menghadapi masalah dengan pemerintah, melainkan juga dengan pihak-pihak lain. Misalnya Taliban, pasukan NATO dan parlemen. "Semua hanya menginginkan laporan yang baik tentang dirinya. Tapi itu tidak bisa kami berikan.” Demikian tutur Mirsai
Kritik Adalah Bagian Demokrasi
Kritik terhadap orang yang berkuasa termasuk bagian dari demokrasi, demikian pendapat pemimpin redaksi. Namun demikian yang berkuasa selalu mengambil tindakan. Setelah sebuah sidang kabinet, pemerintah menyatakan, pembawa acara Nasir Fayaz bukan hanya menghina menteri dalam acaranya, melainkan juga menuntut uang dan hubungan listrik untuk rumah pribadinya. Saat pemerintah menolak, jurnalis itu kemudian mengeritik menteri tanpa alasan apapun. Semua tuduhan pemerintah itu ditepis Mirsai dengan tegas.
"Ariana TV" tahu, semua rekan-rekannya akan mendukung. Kasus pembawa acara Fayaz menjadi berita besar di koran-koran. Persatuan wartawan Afganistan menyatakan kemarahan. Pemerintah harus menghormati hak pers, dan dinas rahasia tidak boleh ikut campur. Ketua ikatan wartawan Abdul Hamid Mobarez mengatakan, seluruh kasus ini bertentangan dengan hukum dan konstitusi. Ia juga menyatakan akan memberikan dukungan hukum bagi pembawa acara Nasir Fayaz yang dituduh tanpa salah. Mobarez juga menilai tindakan itu upaya pemerintah untuk menanamkan pengaruh dan tekanan.
Pemerintah Tidak Mendapat Dukungan
Pemerintahan Hamid Karsai semakin kehilangan dukungan rakyat, akibat perkembangan yang lamban, keadaan keamanan yang labil serta korupsi yang menyebar luas. Itu semua rupanya menyebabkan pemerintah mudah tersinggung. Sementara kubu konservatif di negara itu pengaruhnya semakin besar. Di Afganistan utara seorang mahasiswa jurusan jurnalistik dijatuhi hukuman mati karena katanya menulis naskah yang menyerang agama Islam. Proses naik banding dalam kasus ini masih berlangsung.
Namun demikian, wartawan tidak akan bertekuk lutut, demikian dinyatakan pemimpin ikatan wartawan, Abdul Hamid Mobarez. "Generasi muda dalam media Afganistan sedang maju dengan giat. Mereka sangat berani, sama sekali tidak takut." Demikian dikatakan Mobarez. Oleh sebab itu, mereka akan meneruskan pekerjaan dan mengadakan perlawanan, agar kebebasan pers dan demokrasi di negara kami terjaga.
Acara berjudul “Kebenaran” di “Ariana TV” terus disiarkan. Tetap kritis seperti sebelumnya, demikian dikatakan redakturnya Abdul Kadir Mirsai. Jika aparat pemerintah kembali menelfon ia akan bertahan pada sikapnya dan melanjutkan siaran. Itulah jalan satu-satunya agar demokrasi di Afganistan bisa ditegakkan, demikian Mirsai. (ml)