Perbatasan Gaza-Mesir Ditutup Kembali
5 Februari 2008Ini merupakan serangan bom bunuh diri pertama di Israel dalam setahun terakhir. Kelompok militan Palestina, Brigade Syuhada Al Aqsa, menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Peristiwa ini terjadi usai perbatasan Gaza-Mesir diledakkan oleh kelompok militan dalam usaha mereka membubarkan pemblokiran Israel. Pihak Israel sempat mengkhawatirkan, bahwa militan dari wilayah yang dikuasai Hamas akan memasuki wilayah Israel lewat Mesir.
Akhir pekan lalu, perbatasan tersebut telah ditutup kembali oleh pasukan Mesir dan Hamas. Jalanan ditutup dan kawat pembatas didirikan. Yang tersisa hanyalah celah sempit bagi warga Mesir dan Palestina yang usai perbatasan ditutup masih berada di wilayah lain. Seperti seorang warga Palestina yang berhasil bertemu dengan saudaranya di Rafah wilayah Mesir.
"Kami tidak bertemu selama 20 tahun. Kini kami senang karena bisa bersama lagi. Tapi sekarang kita akan kembali ke rumah.“
Di sisi wilayah perbatasan Gaza, aksi protes terhadap penutupan perbatasan yang diawali dengan pelemparan batu berubah menjadi aksi kekerasan yang tidak terkendali, Senin (04/02) malam. Seorang warga Palestina tewas dan enam orang lainnya terluka, termasuk tiga polisi Mesir. Menurut keterangan pihak keamanan Mesir, situasi kembali tenang usai milisi Hamas turun langsung dan menyerukan kepada warga Gaza untuk pulang ke rumah masing-masing.
Hari Selasa (05/02), pihak Hamas mengeluarkan pernyataan yang menyesali aksi kekerasan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Mesir saat kejadian tersebut. Sebelumnya, Hamas telah sepakat untuk mendukung Mesir dalam penutupan kembali perbatasan tersebut. Hamas ingin dihormati sebagai rekan perundingan, namun Kairo berusaha untuk menghindari penggunaan kata-kata resmi seperti perjanjian atau kesepakatan. Berikut pernyataan juru bicara Hamas Fawzi Barhoum.
"Sebenarnya, pembukaan perbatasan secara resmi adalah jalan keluar satu-satunya. Kami sebagai Hamas menginginkan suatu hubungan resmi dengan pemerintahan Mesir dan tidak melalui kontak informal dengan cara menerobos perbatasan.“
Pemerintah di Kairo telah menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan lagi pembukaan perbatasan yang tidak diawasi karena resiko keamanan. Sabtu (02/02), misalnya kepolisian Mesir menangkap dua warga Palestina yang masuk ke wilayah Mesir dari Jalur Gaza dengan membawa granat. Sebelumnya, 15 pria di Sinai utara ditangkap. 10 orang diantaranya adalah warga Palestina dari jalur Gaza. Mereka dikatakan membawa bahan peledak dan dalam perjalanan menuju daerah pariwisata di Sinai selatan. (vl)