Perang Gaza Berlanjut
2 Januari 2009Di hari ketujuh perang Gaza Jumat kemarin (02/01), Hamas kembali menembakkan sejumlah roket ke arah kota Ashkelon, Ashdod dan Beersheva. Di Ashkelon, tiga orang terluka.
Dalam waktu bersamaan, angkatan udara Israel membombardir sejumlah sasaran di Jalur Gaza. Mereka meluluhlantakkan rumah aktivis Hamas Mohammad Matouk. Kediaman Matouk diyakini digunakan sebagai bengkel dan gudang senjata.
Militer Israel menyatakan, sebuah terowongan menghubungkan rumah tersebut dengan beberapa pos Hamas lainnya. Setidaknya tujuh warga Palestina tewas dalam serangan tersebut. Lima orang di antaranya anak-anak, demikian dinyatakan dokter Palestina.
Sasaran serangan Israel kali ini adalah tokoh-tokoh pemimpin Hamas. Kamis lalu (01/01), angkatan udara Israel menewaskan seorang pemimpin Hamas, Nizar Rayyan, istrinya, dan sebelas anak-anaknya. Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum menyebut strategi Israel sebagai tidak ada gunanya.
"Musuh kami Israel keliru. Dia pikir, dengan membunuh pemimpin Hamas, dia akan melemahkan organisasi. Sebaliknya, itu akan semakin menguatkan Hamas dan memicu warga semakin mendukung Hamas,“ ujar Barhoum.
Ketika terdapat jeda serangan, sejumlah warga Jalur Gaza memberanikan diri untuk keluar rumah. Di dekat kawasan pantai, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan Pengungsi Palestina UNWRA membagikan bahan makanan pokok kepada warga. Seorang perempuan dengan kerudung putih dan berselubung syal wol, terlihat membawa kantung terigu dan gula.
"Allah memberkahi umat yang sengsara dengan memberikan makanan. Juga jika kami kelaparan atau mati, kami tidak merasa terhina dan tidak ada yang dapat menyentuh rambut kami. Kami akan tetap bersabar. Demi Allah, kami akan memenangkan perang melawan kelaparan, Amerika, dan Israel,“ katanya seraya berlalu membawa kantung terigu dan gula.
Perang slogan dan yel-yel dari kedua pihak tetap menandai hari ketujuh perang Gaza, baik dari kalangan politisi atau warga. Di pihak Israel, mantan brigadir jenderal Uzi Dayan yang kini menjadi politisi Likud, menyebutkan slogannya, "Kami tidak boleh berhenti. Berhenti, artinya tidak manusiawi. Karena kami akan kembali ke situasi sebelumnya. Sekarang kami lihat, satu juta warga di Israel terancam. Jika kami berhenti, maka akan meningkatkan bahaya dan Rishon Lezion, Holon, Bat Jam dan Tel Aviv juga akan terancam.“
Warga Israel khawatir, radius jangkauan roket Hamas akan semakin jauh dari sebelumnya. Kota-kota yang letaknya 60 kilometer dari Jalur Gaza seperti Tel Aviv atau Rishon Lezion, bersiaga menghadapi serangan roket. Sebagian besar politisi dan kelompok masyarakat Israel menginginkan militer melakukan serangan darat terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Kepada stasiun penyiaran Israel, jenderal pasukan cadangan Eyal Ben-Reuven mengatakan, "Sekarang dimungkinkan untuk memulai serangan darat, dengan pasukan terlatih dan jelas definisinya. Serangan darat dapat dilakukan secara singkat dan terarah, kemudian ditarik mundur. Kemudian baru akan dicapai keputusan seperti gencatan senjata.“
Di bawah bayang-bayang slogan perang, aliansi kelompok berhaluan kiri Israel menyatakan akan menggelar aksi unjuk rasa anti perang. Sabtu ini (03/01), aksi demonstrasi tersebut akan digelar di Tel Aviv, Haifa dan wilayah Arab-Israel Sakhnin. (ls)